PEKAN lalu adalah pertemuan kedua saya dengan para mahasiswa Institut Ilmu Sosial dan Politik (IISIP) Jakarta yang saya dampingi belajar mata kuliah manajemen media massa (MMM) dan editing dan produksi media cetak (EPMC).
Khusus untuk mata kuliah MMM, saya mendamping dua kelas, dengan total 70 mahasiswa. Kelas hari Senin pukul 08.00 ada 48 mahasiswa, sedangkan kelas pukul 10.30 pada hari yang sama ada 22 mahasiswa.
Pada pertemuan pertama, saya telah meminta para mahasiswa membaca catatan saya di blog ini berjudul “Mahasiswa, Selamat Belajar Menjadi Profesional”. Saya berharap dengan membaca tulisan itu, para mahasiswa termotivasi untuk bisa mengelola dirinya sendiri, menghargai waktu, datang tepat waktu, dan (maaf) tidak menganggap remeh mata kuliah yang telah mereka ambil.
Saya juga berharap para mahasiswa tidak bermain-main dengan tingkat kehadiran mengikuti kuliah dan tidak menjadikan kebijakan “boleh tidak hadir di kelas sebanyak tiga kali” sebagai target yang wajib hukumnya untuk diambil.
Di sesi pertama (pukul 08.00), dari 48 mahasiswa, berdasarkan daftar hadir, tercatat 21 (43,75%) mahasiswa tidak masuk kelas; sedangkan kuliah sesi kedua (pukul 10.30), dari 22 mahasiswa, sebanyak 5 (22,72%) orang tidak hadir.
Saya tidak tahu, mereka izin kepada orang tua pada hari itu apakah memang akan ke kampus atau ke tempat lain? Sebagian besar mahasiswa di dua kelas itu, hadir ke kalas tidak tepat waktu. Beberapa mahasiswa saya tolak masuk kelas, karena datang melebihi waktu toleransi keterlambatan yang telah disepakati. Ada satu mahasiswa yang mengetuk pintu kelas setengah jam sebelum kuliah berakhir.
Ayolah para mahasiswa, hargailah diri Anda sendiri. Seperti yang telah saya tulis di blog ini, Anda adalah ciptaan Tuhan paling sempurna. Jangan rusak kesempurnaan itu dengan pikiran dan tindakan Anda sendiri.
Melalui catatan ini, sekali lagi saya perlu tegaskan, Anda (maaf, terutama yang suka membolos) jangan bertanya kepada saya: “Absen saya berapa, Pak?” Mengapa? Karena Anda sendiri yang paling tahu berapa kali Anda bolos kuliah, bukan saya. Tugas saya hanya mendampingi Anda belajar mata kuliah yang saya ampu.
Editing dan Produksi Media Cetak
Khusus untuk mata kuliah EPMC, pada hari pertama kuliah, saya langsung memberikan tugas mengedit berita/tulisan yang dibuat teman mereka sendiri berdasarkan hasil wawancara saya dengan nara sumber (juga mahasiswa di kelas).
Dari 30-an mahasiswa yang ada di dua kelas (hari Selasa dan Kamis), yang mengerjakan tugas ada 23 mahasiswa. Saya memberikan nilai A-E atas tugas editing yang mereka kerjakan.
Hasilnya? Tak satu pun yang memperoleh nilai A. Mahasiswa yang mendapat nilai B ada 5 orang (21,7%); memperoleh nilai C ada dua mahasiswa (8,7%); yang dapat nilai D ada empat orang (17,4%); selebihnya, 12 mahasiswa (52,1%) mendapat nilai E.
Tidak apa-apa, Anda jangan putus asa, apalagi frustrasi. Pasalnya, Saudara belum mendapatkan ilmu editing dari saya. Tapi, seperti yang saya katakan kepada Anda di kelas, Anda akan menguasai pengetahuan editing jika Anda rajin membaca dan menulis. Ya, menulis. Tulislah apa yang Anda suka dan kuasai. Buatlah blog atau buka akun di kompasiana. Bacalah Koran Tempo, Majalah Tempo, dan editorial Media Indonesia.
Saya sengaja meminta Anda mengedit berita yang ditulis teman Anda. Bagaimana? Nggak enak, kan? Sulit? Mengapa sulit? Bahasanya kacau balau?
Jika memang itu yang Anda rasakan, maka ketika Anda mengedit dan menulis, jangan lakukan perbuatan yang sama. Telitilah saat mengedit. Perhatikan kembali kata yang Anda tulis. Cek kembali kalimat yang Anda edit, sudah benar atau masih kacau balau? Perhatikanlah tanda baca.
Seperti yang saya jelaskan dalam kuliah kedua, kata “edit” dalam bahasa Indonesia adalah sunting. Mengedit (kata kerja) sama dengan menyunting. Anda tentu pernah dengar kata “mempersunting” gadis. Di mata sang jejaka, gadis yang akan disunting pasti akan semakin cantik dan yang disunting pasti akan mempercantik diri.
Begitu pula kalimat dalam media cetak. Sebelum dipublikasikan, berita yang ditulis para reporter di lapangan harus diedit (dipercantik) dulu oleh editor/redaktur, sehingga enak atau asyik dibaca.
Mengoreksi tugas Anda, saya banyak menemukan kata atau kalimat salah, baik dilihat dari sisi bahasa, logika, maupun bahasa jurnalistik. Berikut contohnya (saya kutip sebagaimana adanya):
1. Tinah Sumiyati merupakan salah satu mahasiswa di perguruan tinggi swasta di Jakarta yang memiliki hobi cukup unik.
2. Ia mengaku senang dengan dunia editing dan menjadi hal yang sering dilakukannya saat ini.
3. Tina bisa menyulap sebuah video dari teman atau hasil rekamannya sendiri sehingga menghasilkan suatu yang mempunyai nilai seni dari kemampuannya mengedit tersebut.
4. Namun, ia pesimistis dengan harapannya itu, menurutnya dunia editing saat kurang begitu diandalkan untuk dijadikan profesi.
5. Seru dan puas ketika mengedit dan mengunggah video ke media sosial” ungkap maulana ilham dan tinah sumiyati.
6. Berawal dari pelajaran semasa SMA yang mengambil jurusan Broadcasting, ilham dan tinah mulai tertarik dengan duna video dan fotografi.
7. Tinah mengasah kemampuan mengedit video dengan membuat video lipsync temannya dengan menggunakan lagu-lagu barat.
8. Sayangnya, kegemaran mereka berdua belum menambah uang jajan karna belum memegang project untuk orang lain.
9. Video Editor merupakan profesi yang cukup diminati banyak orang, Karna mengedit video sangat menguji kreativitas si pembuat. Mulai dari proses merekam video sampai memotong-motong video dan menjadikannya sebuah klip yang menarik.
10. Tidak Cuma mengedit video saja, ternyata maulana juga sudah mengupload videonya kedalam jejaring sosial miliknya.
11. Tinah Sumiyati (19) atau biasa disapa tinah. Mahasiswi di Kampus tercita IISIP Jakarta yang merupakan lulusan dari SMK Sahid Jakarta yang memiliki hobi editing video.
12. Tinah sudah merasa ketergantungan dengan hobinya, ia pernah membuat dan mengedit video tentang sebuah lagu yang di lip sync oleh temannya.
13. Sama halnya dengan Maulana Ilham, yang merupakan teman sekolahnya dulu di Smk yang sekarang juga menjadi Mahasiswa di Kampus Tercinta IISIP Jakarta, yang menyalurkan hobi editing video dengan trevelling Indonesia.
14. Ilham masih terus belajar dan mencoba menjadikan hobinnya itu yang lebih menghasilkan. Saat waktu luang lelaki ini memanfaatkan untuk menekuni hobinya itu.
15. Melakukan aktivitas yang disukai memang sangat menyenangkan,karena kita dapat lebih fokus dalam melakukan aktivitas tersebut, apalagi didukung oleh lingkungan sekitar hobi akan dapat tersalurkan lebih baik.
16. Komunitas Aeromodelling Indonesia yang berdiri sejak tahun 2009. Terbentuknya komunitas ini karena memiliki hobi yang sama kemudian dibentuklah komunitas Aeromodelling Indonesia.
17. Tempat berkumpul komunitas ini berada di Lapangan Universitas Indonesia.
18. Pengalaman dari Friady selama bermain Drone, pernah jatuh dan menabrak pohon karena terkena angin yang bersentuhan dengan Drone.
19. Friadi Adam mahasiswa IISIP Jakarta, dirinya adalah salah satu dari sekian banyak remaja yang menyukai Aero modeling ini. Bahkan dirinya juga juga mengaku bahwa sudah 2 tahun terakhir ini mendalami hobinya tersebut.
20. Aero atau drown yang bisa didapatkan dengan kisaran harga antara 2,8 juta sampai 5 juta.
21. Memang tidaklah murah untuk bisa mendapatkan drown atau Aero modeling ini.
22. Sampai saat ini, mahasiswa Jurnalistik IISIP ini aktif terlibat dalam hobi Aeromodeling khususnya dalam komunitas Aeromodeling Indonesia.
23. Saat ditanyakan mengenai kenikmatan yang dia dapatkan dari Aeromodeling adalah melihat dunia dari remote controlnya, itu kenikmatan yang saya dapatkan Aeromodeling. “Ujarnya”.
24. Dalam menerbangkan Aeromodellingnya, Adam mempunyai beberapa pengalaman seperti, aeromodellingnya pernah menabrak pohon pepaya.
25. Adam biasa menerbangkan aeromodelling 5 menit/hari. Hal dilakukan nya agar mesin aeromodelling nya tetap bagus.
Masih banyak contoh kalimat salah. Silakan Anda diskusikan 25 kalimat di atas dalam kelompok Anda. Edit kembali ke-25 kalimat di atas. Silakan Anda aktif. Kalau Anda pasif dan tidak memberikan sumbang saran di kelompok Anda, maka saya jamin Anda tidak akan mendapatkan pengetahuan apa-apa. Silakan baca catatan-catatan dosen Anda di blog ini. Selamat belajar.[]