Catatan Gantyo

Jika Pilihan Anda ke Partai Nasionalis

0 221
PEMILU 2014 tinggal menghitung hari. Jika tidak ada perubahan, pemilu legislatif (pemilihan anggota DPR-RI, DPRD Provinsi/Kota/Kabupaten dan DPD) akan digelar 9 April 2014 besok. Banyak anggota masyarakat, terutama anak-anak muda  yang sampai sekarang bingung pada 9 April besok akan memilih partai apa?

Bisa dimaklumi jika masih banyak anak muda yang belum menentukan pilihan, sebab mereka sepertinya (mudah-mudahan ini tidak benar) ogah-ogahan berpolitik, karena “alergi” melihat tingkah polah wakil-wakil mereka di DPR.

Tapi, apa pun faktanya, sesuai dengan konstitusi, pemilu harus tetap berlangsung. Kecuali di Provinsi Aceh (sebutan sekarang Provinsi Pemerintahan Aceh), masyarakat Indonesia pada Pemilu 2014 diberi kesempatan memilih 12 partai politik, karena hanya partai-partai itulah yang memenuhi syarat untuk ikut pemilu.

Ke-12 partai politik tersebut (berdasarkan nomor urut yang telah ditetapkan KPU) adalah: (1). Partai NasDem; (2). Partai Kebangkitan Bangsa; (3). Partai Keadilan Sejahtera; (4). Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P); (5). Partai Golongan Karya (Golkar); (6). Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra); (7). Partai Demokrat; (8). Partai Amanat Nasional (PAN); (9). Partai Persatuan Pembangunan (PPP); (10). Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura); (11). Partai Bulan Bintang (PBB); dan (12). Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI).
Dilihat berdasarkan “ideologi”, maka dari 12 parpol tersebut, tercatat ada dua kelompok, yaitu partai nasionalis dan partai “agama” (sengaja menggunakan tanda petik), sebab ada partai yang mengklaim sebagai partai “nasionalis”,tapi yang diperjuangan sebenarnya adalah agama (Islam). Tercatat ada 5 (empat) partai yang berbasis Islam, yaitu: (1). Partai Kebangkitan Bangsa; (2). Partai Amanat Nasional; (3). Partai Persatuan Pembangunan; (4). Partai Keadilan Sejahtera; dan (5). Partai Bulan Bintang
Sisanya 7(tujuh) parpol berbasiskan nasionalisme kebangsaan, yaitu: (1). Partai NasDem; (2). PDI Perjuangan; (3). Partai Golkar; (4). Partai Demokrat; (5). Partai Gerindra; (6). Partai Hanura; dan (7) PKPI.
Ditinjau dari kepesertaannya dalam pemilu, hanya ada 2 (dua) partai yang dikelompokkan menjadi partai baru dan partai lama. Satu-satunya partai baru adalah NasDem yang didirikan pada 11 November 2011 (11-11-11). Selebihnya adalah partai lama.
Berdasarkan data di dalam daftar calon tetap (DCT) yang ada di KPU, partai-partai lama tersebut mencalonkan kembali para anggotanya yang sekarang masih duduk sebagai anggota DPR-RI sebagai caleg (calon anggota legislatif). Mereka umumnya ditempatkan di nomor urut kecil dalam DCT.
Jika  Partai Nasionalis Jadi Pilihan
Menentukan pilihan adalah hak dan rahasia setiap orang. Namun, jika ada di antara Anda yangmasih bingung menentukan pilihan, dan Anda cenderung bersimpati ke partai nasionalis, berikut adalah sosok singkat ketujuh parpol nasionalis tersebut (lagi-lagi disusun berdasarkan nomor urut partai politik peserta pemilu yang telah ditetapkan KPU):
1. Partai NasDem

Ini adalah partai pendatang baru yang langsung eksis dan memenuhi persyaratan untuk ikut pemilu, karena telah memiliki pengurus lengkap di 34 provinsi,  dan kota/kabupaten/kecamatan/kelurahan. Survei yang dilakukan berbagai lembaga, posisi elektabilitas partai ini terus melejit.
Misi partai ini adalah melakukan restorasi Indonesia, yang wujudnya antara lain mengubah sesuatu yang buruk menjadi lebih baik, dan mengembalikan tata hukum (peraturan) kenegaraan yang selama ini melenceng atau sengaja diselewengkan ke tempat yang seharusnya.
Partai ini dipimpin Ketua Umum Surya Paloh, tokoh pluralis, pengusaha media (antara lain Metro TV dan Media Indonesia). Sebagian besar (75%) caleg NasDem adalah wajah baru.

Partai ini tahu diri, tidak akan mengusung calon presiden jika tidak masuk tiga besar dalam pemilu legislatif 9 April nanti. Partai ini juga menolak jika dana Rp 57 miliar untuk honor saksi parpol menggunakan uang negara.  Partai ini menyarankan agar dana itu dipakai untuk membantu para korban bencana alam.
2. PDI Perjuangan

Partai ini sampai sekarang dipimpin Ketua Umum Megawati Soekarnoputri. Sejak awal didirikan, partai ini menomorsatukan semangat nasionalisme kebangsaan. Megawati Soekarnoputri dalam berbagai kesempatan mengatakan semangat nasionalisme itu tetap akan dijunjung tinggi, sebab ia tidak mau ajaran ayahnya (Bung Karno) luntur dari persada Indonesia. “Ajaran-ajaran Bapak itulah yang saya perjuangkan dan pertahankan melalui PDIP,” katanya.
PDI Perjuangan punya posisi kuat di Jawa Tengah dan selalu memenangi pemilu di provinsi ini. Dalam Pemilu 2014 ini, PDIP secara resmi telah mengusung Joko Widodo (Jokowi) sebagai calon presiden (capres). Sebagian besar anggota PDIP yang sekarang duduk di Senayan sebagai anggota DPR juga kembali dicalonkan menjadi caleg dalam Pemilu 2014.
Mengikuti jejak NasDem, PDIP juga menolak dana Rp 57 miliar untuk para saksi parpol dalam pemilu nanti menggunakan uang negara yang telah dianggarkan dalam APBN.
3. Partai Golkar

Ini juga partai nasionalis, meskipun pada zaman Orde Baru, partai kuning ini sempat  berbau “hijau”. Partai ini dipimpin seorang konglomerat bernama Aburizal Bakrie (Ical). Pada zaman Orde Baru, partai ini selalu keluar sebagai pemenang setiap pemilu digelar; dan karenanya soal urusan pemerintahan, sebagian besar anggota partai ini punya banyak pengalaman, sebab tidak sedikit yang pernah menjadi menteri.
Menjabat sebagai ketua umum, Aburizal Bakrie didampingi Sekjen Idrus Marhan dan Bendahara Setya Novanto. Belakangan dua nama ini diberitakan diduga tersangkut dalam kasus korupsi.  Nama Idrus disebut-sebut terlibat dalam kasus suap mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar (Golkar) ketika MK tengah memproses sengketa pemilihan bupati di Gunung Mas, Kalteng. Sedangkan Novanto diduga terlibat dalam kasus proyek e-KTP.
Tapi terlepas dari kasus yang melibatkan anggota dan jajaran pengurusnya, Partai Golkar inilah yang paling siap jika menang Pemilu 2014. Banyak kadernya yang telah berkali-kali duduk sebagai anggota DPR.
Mengacu pada Pemilu 2004 dan 2009, Partai Golkar sangat kuat di Provinsi Banten. Entah, kekuatan ini apakah masih bisa dipertahankan setelah kader andalannya, Atut Chosiyah yang menjabat sebagai gubernur Banten berstatus sebagai tahanan KPK.
4. Gerindra

Didirikan lebih dari lima tahun yang lalu, partai ini dimaksudkan untuk mengembalikan kejayaan Indonesia. Tokoh pendiri partai ini adalah Prabowo Subianto, menantu Presiden Soeharto yang pernah menjadi Komandan Kopassus pada tahun 1997-an. Ia adalah anak ahli ekonomi Sumitro Djojohadikusumo.
Karena latar belakang seperti itu, Partai Gerindra identik dengan Prabowo. Banyak yang menganggap Prabowo adalah ketua umum partai itu, padahal yang menduduki jabatan itu adalah Suhardi dan sekjennya Ahmad Muzani. Di partai ini, Prabowo duduk sebagai ketua dewan pembina.
Sejak Pemilu 2009 dan musim Pemilu 2014, partai ini telah menetapkan Prabowo Subianto sebagai calon presiden. Dibandingkan partai-partai lain, partai inilah (Prabowo) yang sering beriklan di media massa, terutama di televisi. Tema iklannya adalah kejayaan Indonesia.
5. Partai Demokrat    
          
Siapa yang tidak kenal dengan partai ini? Benar, inilah partai yang sekarang sedang berkuasa. Pendirian Partai Demokrat dimotori oleh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang sekarang duduk sebagai ketua umum bersama putranya Edhie Baskoro (Sekjen).
Banyak tokoh partai ini yang duduk sebagai anggota DPR sangat vokal, seperti Ruhut Sitompul atau Sutan Bathoegana, sehingga memberi warna tersendiri bagi Partai Demokrat.
Dalam Pemilu 2009, partai ini unggul di sejumlah provinsi. Belum ada yang bisa memerkirakan bagaimana dengan hasil Pemilu 2014 ini setelah beberapa kadernya tersangkut kasus korupsi.
Namun, terlepas dari kasus yang dihadapi para kadernya, partai ini tetap bisa dijadikan referensi atau alternatif pilihan, sebab asas partai ini adalah Pancasila.
Partai ini juga sudah mempersiapkan capres melalui konvensi. Para seserta konvensi antara lain Anies Baswedan (Rektor Universitas Paramadina), Dahlan Iskan (Menteri BUMN), Dino Patidjalal (Dubes RI untuk AS), dan Gita Wiryawan (Menteri Perdagangan).
6. Hanura

Partai ini mulai berkiprah ikut pemilu sejak 2004. Pendiri partai ini adalah Wiranto yang pernah menjabat sebagai Panglima ABRI di saat Orde Baru akan berakhir.
Sekjen partai ini adalah Dossy Iskandar Prasetyo. Berasas Pancasila, partai ini didirikan juga untuk memperkukuh persatuan dan kesatuan nasional dan melestarikan paham kebangsaan.
Hanura adalah satu-satunya partai yang telah mengusung calon presiden (Wiranto) dan wakilnya (Harry Tanoesudibyo). Harry Tanoesudibyo adalah warga keturunan Tionghoa, pemilik grup MNC, antara lain stasiun televisi RCTI.
Karena didukung dana yang besar dari Harry Tanoesudibyo, spanduk dan baliho Partai Hanura tersebar ke mana-mana. Hanura juga bisa dijadikan partai alternatif buat Anda yang menetapkan kriteria partai nasionalis sebagai partai pilihan, sebab partai ini juga mengusung pluralisme.
7. PKPI

Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) bukan partai baru. Partai ini pernah ikut Pemilu 2004 dan Pemilu 2009. Pada Pemilu 2009 hanya mendapatkan satu kursi dari NTT yang waktu itu diduduki Benediktus Harman (Benny Harman) yang sekarang menjadi anggota Partai Demokrat.
PKPI didirikan Sutiyoso, mantan Pangdam Jaya dan pernah menjadi gubernur DKI Jakarta. PKPI bertekad ikut pemilu, menurut Sutiyoso, karena partai yang dipimpinnya juga ingin berkiprah memberi warna pada negara kesatuan RI. Di partai ini Sutiyoso duduk sebagai ketua umum, sedangkan sekjennya adalah Lukman F Mokoginta.
Seperti partai nasionalis lainnya, PKPI juga berprinsip negara kesatuan RI adalah harga mati. Partai ini juga bisa dijadikan alternatif pilihan.
  

Masih bingung menentukan pilihan? Silakan pelajari sosok partai-partai tersebut dari berbagai sumber dan berdoalah sebelum Anda menentukan pilihan saat berada di TPS (Tempat Pemungutan Suara).[]  

Leave A Reply

Your email address will not be published.