Abdullah Gymnasiar (AA Gym) untuk kali pertama tampil dalam acara talk show di Kick Andy Metro TV setelah lama terkucil begitu dia memutuskan berpoligami beberapa tahun lalu. Dalam acara itu dia menjelaskan latar belakang mengapa berpoligami.
“Itu semua merupakan jalan yang ditunjukkan Tuhan kepada saya. Saya sadar, banyak orang yang sulit memahami,” begitu antara lain jawaban Aa Gym menjawab pertanyaan host Andy Noya.
Aa Gym mengungkapkan latar belakangnya. Menurut dia, popularitas yang diperolehnya selama menjadi dai kondang telah mengganggu privacynya sebagai manusia. “Saya tidak lagi memiliki kebebasan. Setiap hari harus pergi ke mana-mana memenuhi undangan. Saya tidak pernah memerhatikan keluarga, sebab harus menerima tamu yang setiap hari jumlahnya ribuan,” katanya.
Sebagai pemimpin pesantren, Aa Gym pun tidak sempat mengurus pesantren dan para santrinya; demikian pula usaha-usaha yang dibuka lewat grupnya Manajemen Qolbu Corporation. “Semuanya mengandalkan pribadi dan sosok saya dan membuat mereka tidak profesional, karena sangat menggantungkan pada saya,” tegas Aa Gym.
Persoalannya kemudian, apakah untuk mengakhiri itu semua, dia harus menikah lagi? Dalam soal ini, Aa Gym belum terbuka 100 persen. Namun dari penjelasannya, kita bisa simpulkan, “Oleh sebab itulah saya kawin lagi.”
Sejak dikucilkan masyarakat menyusul keputusannya menikah lagi, Aa Gym memang menjadi orang biasa; dia yang dulunya hampir setiap hari muncul di layar televisi memberikan petuah-petuah, posisinya telah digantikan dai lain. Dia mengaku bisa kembali mengurus pesantren, demikian pula keluarganya.
Tentang unit-unit bisnisnya, masih menurut Aa Gym, banyak yang gulung tikar. Pasalnya, “mereka memang tidak profesional, karena hanya memanfaatkan pada ketokohan saya. Dari sini saya jadi tahu, mana yang profesional dan mana yang tidak,” katanya.
Lagi-lagi Aa Gym berkesimpulan bahwa ada hikmah besar — menurut dia sesuai dengan rencana Allah — di balik aksi perkawinannya yang kedua.
Apa yang diungkapkan disadari Aa Gym pasti memunculkan pro dan kontra, terutama para perempuan. Keputusan berpoligami apakah bisa dijadikan alasan untuk mencari dan mendapatkan hikmah Tuhan. Kalau memang mau mengakhiri kemerdekaannya yang telah terenggut gara-gara populer sebagai dai kondang, apakah poligami sebagai satu-satunya solusi? Bukankah masih banyak cara yang lebih elegan dan terhormat. Boleh jadi banyak perempuan yang akan berkata: “Aya-aya wae, dasar laki-laki.”
Dari raut wajahnya, terlihat Aa Gym menyesal meskipun dia mencoba pasrah atas segala risiko yang dihadapi. Pelajaran berharga buat para suami bahwa perkawinan itu suci yang kalau dibuat uji coba bakal berdampak teramat panjang, melelahkan dan memalukan.*