WRITENOW, SAMPAI KAPAN JADI ORANG GAJIAN? PERSIAPAN PENSIUN?

WRITENOW (Senin 18 Agustus 2008): Sampai kapan jadi orang gajian? Kapan persiapan pensiun? Pertanyaan-pertanyaan seperti inilah yang belakangan ini sering mengganggu saya setelah melihat banyak kawan yang seusia dengan saya yang tidak pernah merencanakan apa yang akan dilakukan setelah tidak lagi jadi orang gajian dan tidak pernah berpikir kapan persiapan pensiun.

Berikut ada cerita menarik yang disampaikan teman saya. Dia bekerja di sebuah perusahaan bonafid yang bergerak di bidang ekspor impor. Henry, teman saya ini masih muda. Di tempatnya bekerja, dia mempunyai rekan kerja yang usianya sudah 55 tahun (usia pensiun). Namun sehari sebelum hari H saat perusahaan memutuskan dia harus pensiun, dia masih bekerja seperti biasa. Saat Henry bertanya, “Pak, apa yang akan Bapak lakukan setelah pensiun?” Ditanya seperti itu, si Bapak cuma bilang: “Ya, di rumah menikmati hari tua.”

Benar, sampai sekarang, teman Henry ini masih di rumah, menghabiskan uang pensiunnya (lumayan besar) untuk kebutuhan sehari-hari. Henry maklum, sebab temannya itu tidak punya keahlian lain. Informasi tentang bisnis di internet seperti ikut afiliasi yang sekarang sedang marak dan bisa mendatangkan pasif income juga tidak diketahuinya. Beruntunglah kita yang tahu soal ini meskipun cuma sedikit.

Henry rupanya pengamat yang baik. Dia sering menyaksikan banyak atasan di perusahaannya yang sudah berusia 50 tahun tetap tenang-tenang saja di zona nyaman padahal kalau mereka mau jujur sebenarnya mereka tidak nyaman. Bagaimana mau dibilang nyaman, setiap pagi pukul 08.00 atasannya itu sudah harus berada di kantor, memimpin rapat dan sering dimarahi sang bos karena kesalahan yang dilakukan anak buahnya. Mereka sama sekali tidak pernah berpikir bahwa mereka bisa bekerja tanpa bos.

Tapi lagi-lagi gengsi dan tidak mau tahu dengan perkembangan zaman membuat para eksekutif di banyak perusahaan lebih senang menjadi bos kecil sebagai orang gajian meskipun untuk ini semua, mereka banyak mengorbankan waktu, seperti harus berangkat dari rumah rata-rata pukul 05.00 dan pulang ke rumah selepas pukul 21.00.

Sampai kapan kita jadi orang gajian? Tidakkah ada alternatif lain? Kapan kita melakukan persiapan pensiun dengan lebih tertata dan terencana? Semoga tulisan ini dapat menggugah Anda untuk melihat dunia lain yang bukan lagi dunia yang penuh misteri.***

Comments (3)
Add Comment
  • Rizkee

    Saya setuju sekali dengan apa yang Bapak sampaikan. kadang saya memikirkan sampai kapan saya bisa melepaskan diri sebagai orang gajian, yang selalu berharap bulan cepat berakhir (biar cepat gajian). Namun saya juga beranggapan bahwa manusia itu tidak begitu saja bisa langsung berjalan, ada tahapan dan pembelajaran hingga akhirnya ia bisa berlari sendiri. Nah sesungguhnya tempat dimana kita bekerja sekarang (itupun kalau benar-benar kita sukai) bisa menjadi tempat pembelajaran sekaligus pelatihan sebelum kita memutuskan untuk mandiri. Ada hal-hal tertentu yang tidak kita temui di pendidikan formal, nah di perusahaan mungkin saja hal-hal tersebut kita temui dan pelajari.

  • Tempat bagi siapa pun untuk belajar tentang kehidupan dan pengetahuan.

    Terimakasih Bung Rizkee atas komentar Anda. Maaf, baru saya balas. Saya setuju dengan pendapat Anda, hanya waktu dan kemauan kita saja yang akan menentukan sukses tidaknya kita di kemudian hari. Sesuatu yang paling berat untuk kita lakukan adalah ‘memulai’. Jujur saja, saya termasuk dalam kelompok orang sulit untuk memulai.Kalaupun saya akhirnya berani memulai, itu tidak lain karena saya tidak mau menjadi manusia kemarin. Dalam berbagai segi, saya sering ketinggalan kereta api. Orang lain sudah mencapai garis finish, saya masih di garis start, itu pun masih dihantui perasaan ragu “jadi tidak berlari.”

    Sukses untuk Anda.