WRITENOW: FENOMENA PRABOWO SUBIANTO


WRITENOW (Senin 20 Oktober 2008): “Pak, apa yang Bapak ketahui tentang Prabowo? Siapa sebenarnya dia? Mohon info.” Itulah pesan singkat (SMS) yang masuk ke ponsel saya kira-kira setahun yang lalu. Waktu itu, partai yang bernama Gerindra dan di dalamnya ada Prabowo Subianto belum muncul ke ranah publik.

Pengirim SMS di atas adalah teman saya seorang rohaniwan? “Hari gini nggak tahu siapa Prabowo Subianto?” Dalam hati saya berpikir seperti itu?

Ada urusan apa seorang rohaniwan dengan Prabowo Subianto? Untuk menjawab rasa penasaran ini, beberapa hari kemudian saya ke rumahnya. Sang rohaniwan menceritakan bahwa dia baru saja mendapatkan penglihatan lewat mimpi. Dalam mimpinya itu dia melihat ada sosok Prabowo Subianto yang sedang berhadapan dengan orang-orang yang akan menyerang dia. Orang-orang yang disebutnya akan menyerang Prabowo Subianto itu berpakaian jubah putih dan berwajah beringas penuh dengan amarah.

Teman saya yang rohaniwan itu lantas mengaitkan sosok Prabowo Subianto dengan “mungkin tidak dia jadi presiden?” Dia bertanya dan minta pendapat kepada saya sebagai seorang wartawan, sekaligus ingin tahu siapa sesungguhnya Prabowo Subianto.

Prabowo Subianto jadi presiden? Mana mungkin? Ibarat kartu, Prabowo Subianto dengan tapakan sejarah yang dilaluinya di masa lalu adalah kartu mati. Ibarat orang sudah mati, Prabowo Subianto tidak mungkin bangkit lagi.

Itulah pandapat pribadi yang saya sampaikan kepada teman saya itu. Namun sang rohaniwan tetap berpegang teguh pada mimpinya bahwa segala sesuatu bisa berubah. Mendengar ini saya cuma tertawa, sebab dalam soal beginian saya lebih mengandalkan akal sehat (logika) daripada hal-hal yang berada di awang-awang dan (maaf) berbau mistik.

Bisa jadi, iman saya sangat dangkal, sehingga selalu menganggap enteng sesuatu yang di kalangan para rohaniwan atau agamawan disebut sebagai ‘penglihatan’ atau ‘mimpi’, meskipun saya tidak menutup mata banyak kisah di dalam kitab suci yang menjadi kenyataan setelah ada peristiwa penglihatan atau mimpi.

Kembali ke Prabowo Subianto. Bagaimana mungkin dia menjadi presiden jika ingatan banyak orang di sini belum hilang saat dia ikut ‘berperan’ dalam kerusuhan Mei 1998, terlepas benar atau tidak. Bagaimana mungkin Prabowo Subianto bisa menjadi presiden jika banyak orang mengenalnya sebagai sosok yang temperamental alias mudah marah dan emosional. Prabowo Subianto oleh teman-temannya juga dikenal sebagai sosok yang tanpa berpikir panjang jika akan melakukan sesuatu.

Lha, kalau karakter seperti itu sudah begitu tertanam kuat dalam dirinya, rakyat mana yang akan bersimpati mendukung jika Prabowo Subianto mencalonkan diri menjadi presiden?

PRABOWO SUBIANTO DOTOLAK

Berita yang saya kutip dari koran Suara Merdeka Semarang yang terbit pada Oktober tahun 2003 adalah bukti bahwa Prabowo Subianto tidak disukai banyak orang saat mereka mengetahui dia akan mencalonkan diri menjadi presiden lewat konvensi Partai Golkar.

Berita itu berjudul: “Kompi Tolak Prabowo Jadi Capres.” Berita itu selengkapnya sebagai berikut: Nama Prabowo Subianto yang mencuat sebagai kandidat calon presiden dalam konvensi Partai Golkar, mendapat reaksi dari Komite Pengamen Indonesia (Kompi) Solo. Kemarin, mereka menggelar aksi di bundaran Gladag, Solo.

Aksi yang diikuti sekitar 50-an anggota Kompi tersebut, dilakukan dengan berjalan kaki dari kampus UNS Mesen Jl Urip Sumoharjo menuju Bundaran Gladag di Jl Sudirman. Di sepanjang jalan yang dilalui, mereka menyebarkan selebaran kepada pengguna jalan lain, berisi tentang kecaman terhadap sepak terjang mantan Pangkostrad itu. Aksi tersebut berlangsung sekitar dua jam dimulai pukul 10.00.

“Prabowo Subianto penjegal aktivis. Karena itu, kami tak setuju bila dia jadi presiden,” teriak Korlap aksi Kostrad Nur Shanty. Dia menilai dosa-dosa Prabowo Subianto sangat besar dalam menghambat demokrasi di Indonesia. Karena itu, mencuatnya Prabowo sebagai kandidat presiden Partai Golkar sangatlah ironis, di mana bangsa Indonesa yang menjunjung tinggi nilai-nilai hukum (negara hukum) bisa meloloskan Prabowo Subianto.

“Kami, rakyat Indonesia masih ingat betul bahwa Prabowo dengan Tim Mawarnya pernah melakukan dosa-dosa politik, penculikan terhadap aktivis Prodemokrasi, dan penembakan para aktivis mahasiswa atau tragedi Semanggi,” katanya.

Dalam pernyataan sikap, Kompi menyatakan menolak Prabowo Subianto sebagai calon presiden. Mereka juga menuntut Prabowo Subianto diadili, karena dinilai sebagai pelanggar HAM berat. “Seret Prabowo ke Mahkamah Internasional dan bubarkan Golkar,” tegas pernyataan sikap itu.

PRABOWO SUBIANTO DI MATA ORANG EKS-BAKIN

Anda mungkin bertanya, ah itu, kan aksi kecil. Kompi, apa pula itu? Di Solo lagi. Okelah itu hak Anda. Entah kebetulan atau tidak, dua pekan sebelum SMS kawan saya itu, untuk sebuah keperluan, saya bersama beberapa kawan berbincang-bincang dengan mantan petinggi di Bakin semasa lembaga intelijen itu dipimpin LB Moerdani.

Petinggi Bakin ini (untuk selanjutnya saya sebut saja dengan Mr X) bercerita banyak tentang Prabowo Subianto, mulai dari keluarganya, karakter pribadinya, saat Prabowo ‘ditugaskan’ di Timor Timur, saat Prabowo Subianto jadi taruna Akabri, juga peran Prabowo Subianto dalam kerusuhan Mei, dan alasan mengapa akhirnya Prabowo Subianto dicopot dari jabatannya sebagai Pangkostrad pasca kerusuhan Mei 1998.

Dari Mr X, saya dan teman-teman juga mendapat informasi tentang ilmu pendulum dikaitkan dengan situasi dan kondisi negara. Pendulum yang dimaksud Mr X adalah Pancasila. Namun dalam sejarah bangsa Indonesia, katanya, pendulum itu beberapa kali pernah terayun terlalu ke kiri (komunis) dan kanan (Islam).

Menurut dia, gerak pendulum ke kiri dan kanan merupakan sesuatu yang wajar. Namun jika terlalu (berlebihan) ke kanan atau ke kiri bisa berbahaya. Puncak gerakan pendulum ke kiri adalah saat G-30-S/PKI meletus. Beruntung, pendulum itu bisa ditarik ke tengah.

Pendulum Pancasila juga pernah melenceng terlalu ke kanan dan bisa ditarik lagi ke tengah. Namun belakangan ini, menurut Mr X, ada sinyal pendulum bergerak terlalu ke kanan. Celakanya, kata dia, tidak ada tokoh yang berani mengembalikan gerakan pendulum itu ke tengah.

PENGLIHATAN ITU BAKAL MENJADI KENYATAAN?

Saya kemudian menginformasikan soal gerakan pendulum ini ke teman saya yang rohaniwan. Untuk ‘menghibur’ teman saya, saya mengatakan ke depan Indonesia memang memerlukan sosok presiden yang tidak saja tegas, tapi juga berani. Bahkan negeri ini memerlukan presiden yang ‘tidak waras’ sebagaimana pernah saya baca di harian Kompas. Sangat mungkin sosok calon presiden yang memenuhi kriteria itu adalah Prabowo Subianto.

Boleh jadi, Prabowo Subianto-lah satu-satunya tokoh di Indonesia yang berani mengembalikan pendulum yang belakangan ini telah mengarah atau sengaja diarah-arahkan terlalu ke kanan.

Waktu itu Partai Gerindra — dan di dalamnya ada Prabowo Subianto –belum muncul. Bahwa kemudian (sekarang ini) lewat Gerindra, nama Prabowo Subianto melejit mengalahkan kandidat calon presiden dari partai lain menurut Lembaga Survei Indonesia (LSI), saya tidak tahu, apakah itu merupakan wujud ‘penglihatan’ dan mimpi teman saya tadi bakal menjadi kenyataan? Mohon bantu saya menjawabnya.***

Gantyo Koespradono

Comments (4)
Add Comment
  • Anonim

    Gimana pak, kalo dengan SBY ?

  • oLiH_ti_LeMbAnG

    orang yg telah murtad dari RI ke yordan, demi keselamatan diri, dan setelah aman dia datang lagi karena d jordan bisnis minyaknya gagal dia berusaha mendulang minyak dsb. di negara ini yang engga seberapa modal untuk menguasainya di banding d jordania sana, paling disini cuman pake ongkos polik aja untuk mendulan minyak,emas,ikan,padi,rempah dll
    dasar kapitalis. manamungkin bisa bawa pancasila yang memerlukan orang yang setia pd pancasila.

  • Anonim

    Aku mendukung Pak Prabowo, dia org yang tepat, omongan2 negatif tentang dia emang banyak, tapi dia tidak banyak bicara, dan kalo dia bisa membangun indonesia kenapa tidak

  • Anonim

    Dua hari belakangan ini saya juga bermimpi ttg P'Prabowo, singkat ceritanya mimpi pertama:

    "kami dihadapkan dgn keadaan yg mendesak, kita sedang berada dalam sebuah bus, sy dan P'Prabowo jg ada dalam bus yg sama, kita di hadang oleh preman2 yg banyak yg menghalangi laju bus, tiba2..(loncatan ceritanya), di bus tinggal kami berdua, dan sy sungguh sangat ketakutan, p'Prabowo sangat berani yg terlihat dari nada bicara dan gentakan suaranya dan sy merasa sangat terlindungi oleh keberanian beliau, beliau mengeluarkan senjata api yg seolah ingin menunjukkan ia sedang sungguh2 melindungi saya yg sedang dalam ketakuatan.loncatan cerita lagi..(ya namanya mimpi ceritanya suka loncat2 pada keadaan yg lain), masih dalam bus, takut sy sudah mulai hilang, krn rasa senang terlindungi dgn keberaniannya sampai saya bertanya kpdnya dgn polosnya, "Memang sdh brp banyak orang yg bapak bunuh?" "7 lebih.." jawabnya, kemudian beliau bercerita sampai detil daerah2 yg ditembakkan..saat sedang menjelaskan itu ..saya terbangun"

    Apa arti mimpi saya diatas?