Ah, Wartawan Senior Ditangkap Gara-gara Narkoba

JAM menunjukkan pukul 09.00. Saat itu, Kamis (16 Februari 2012), saya sedang memberikan pengantar mata kuliah manajemen isu dan pendapat umum kepada mahasiswa komunikasi Universitas Esa Unggul Jakarta.

Kebetulan hari itu adalah hari pertama kuliah semester genap. Mata kuliah tersebut tentu masih sangat asing bagi para mahasiswa.

Oleh sebab itu untuk memudahkan para mahasiswa “menangkap” mata kuliah yang saya ajarkan, saya memancing para mahasiswa agar mengungkapkan berbagai isu dan peristiwa hangat yang sedang dibicarakan masyarakat.

Mereka lalu menyebut isu/berita tentang “kebohongan” Angelina Sondakh (Angie) saat memberikan kesaksian atas kasus korupsi wisma atlet di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor); kasus pembunuhan berantai di Nganjuk yang melibatkan kaum gay; dan anggota DPR yang mengeluhkan kualitas snack rapat yang menurut mereka “begitu-begitu saja”.

Saat kami mendiskusikan isu dan pendapat umum tersebut, sebuah SMS masuk ke ponsel saya. Teman saya mengirim pesan singkat (tapi panjang) berupa kutipan berita dari situs SIGAP Bencana-Bansos.

Isinya seperti ini: “Wartawan Senior MHJ Dikabarkan Ditangkap Polisi Karena Narkoba. Pada pukul 23.05, hari ini (14/Feb) kami mendapatkan informasi bahwa salah satu wartawan senior berinisial MHJ, ditangkap polisi di sebuah ruangan karaoke bersama dengan tiga orang perempuan dan dua orang WNI keturunan India yang konon kerabat ekspemilik Century. Ditemukan pula uang senilai 200.000 USD di TKP. Informasi didapatkan dari staf hotel Paragon yang menguping pembicaraan polisi.

Sebagaimana diketahui, menurut sumber, MHJ yang merupakan pemilik portal news online, adalah orang dekat salah satu mentri koordinator di KIB-2 yang juga merupakan ketum salah satu parpol.

Namun, setelah dikonfirmasi ke pihak hotel Paragon, mereka mengatakan bahwa tidak ada kejadian apa-apa di hotel tersebut.”

Setelah menerima pesan itu, saya langsung mengontak pengirim SMS untuk menanyakan kebenaran berita tersebut. Harap maklum, MHJ (siapa tahu) adalah inisial dari Muchlis Hasyim Jahja, mantan wartawan Media Indonesia yang sekarang punya usaha sendiri (Inilah.com dan Koran Inilah).

Setelah membaca dengan saksama berita yang telah menjadi SMS itu, saya menyimpulkan kabar tersebut sebagai isu. “Itu, mah isu,” jawa saya — juga lewat SMS — ke teman saya. Lain soal tentu jika kemudian terbukti (tentu setelah berbagai pihak melakukan check and recheck dan konfirmasi) ternyata MHJ yang tertulis di berita itu adalah benar-benar Muchlis Hasjim dan yang bersangkutan benar-benar tertangkap karena sedang mengonsumsi narkoba seperti pilot Lion Air tempo hari.

Hari Kamis (16 Februari 2012) sampai pukul 15.00, belum ada kepastian yang dimaksud MHJ adalah Muchlis Hasyim Jahja. Hingga siang itu, berita masih simpang siur. Isu yang berkembang, benar MHJ adalah Muchlis Hasyim, “dia memang ketangkap basah ketika sedang mengonsumsi narkoba”. Isu lain, bukan, tidak mungkin Muchlis melakukan perbuatan tak elok seperti itu. “Ah, siapa tahu memang dia, tapi semuanya sudah diatur,” kata yang lain.

Saya lantas mencoba mencari tahu dari sumber lain. Dari hasil googling, saya menemukan berita soal MHJ dari PORTALKRIMINAL.COM. Isinya lebih lengkap, karena melakukan konfirmasi kepada pihak-pihak terkait, seperti ini: “Seorang wartawan senior dan tiga orang perempuan serta dua orang WNI keturunan India dikabarkan ditangkap polisi di sebuah Hotel Paragon di Jakarta Pusat, Rabu (15/2/2012) sekira pukul 23.05 WIB karena diduga terlibat narkoba. Namun, Direktur Narkotika Polda Metro Jaya membantah dan balik bertanya.

Informasi yang dihimpun, dua buah situs yakni sigapbencana-bansos.info dan teraspolitik.com melansir kabar wartawan senior berinisial MHJ ditangkap polisi. Dalam situs sigapbencana-bansos.info, diberitakan, dengan judul “Wartawan Senior MHJ Dikabarkan Ditangkap Polisi Karena Narkoba”. MHJ ditangkap polisi di sebuah ruangan karaoke bersama dengan tiga orang perempuan dan dua orang WNI keturunan India.

Hal yang sama juga diberitakan pada pada situs Teraspolitik.com, MHJ menurut sumber situs ini, merupakan pemilik portal news online. Lagi, menurut situs yang peringkatnya 680.906 ini, sosok MHJ banyak kenal dengan sejumlah pejabat.

Sementara itu, Direktur Narkotika Polda Metro Jaya Kombes Pol Nugruho Aji saat dihubungi, Kamis (16/2) membantah menangkap wartawan senior berinsial MHJ dan tiga orang perempuan serta dua orang WNI keturunan India. Justru perwira menengah ini balik bertanya dari mana informasi didapat.

“Kami tidak ada penangakapan semalam. Dari mana tahu informasi wartawan senior ditangkap,” tanya mantan Direktur Narkoba Polda Jawa Barat ini.”

Penasaran dengan berita tersebut, kembali saya browsing di internet dan menemukan kasus MHJ di Jaringnews.com. Isinya seperti ini: “Seorang wartawan senior berinisial MHJ dikabarkan dicokok aparat kepolisian di Hotel Paragon, Jakarta, Rabu (14/2), sekitar pukul 23.00 WIB.

Kuat dugaan dan ramai diperbincangkan di jejaring sosial twitter, MHJ adalah Muchlis Hasim Jahja, pemilik portal berita online, serta bekas staf khusus Jusuf Kalla.

Namun, berdasarkan informasi yang diterima Jaringnews dari Kepala Divisi Humas Mabes Polri Inspektur Jenderal Saud Usman Nasution, ternyata yang ditangkap adalah Iwan Dewanto, adik ipar seorang wartawan Progresif cabang Bandung, Mukhlis Hasyim.

Iwan, 30 tahun, seorang pekerja Hotel Classic, diringkus di rumah kos di Jalan Taman Sari IA No 4, Kelurahan Mapar, Jakarta Barat, Sabtu (11/2), sekitar pukul 01.20 WIB. Informasi ini diperoleh Saud dari hasil koordinasi dengan Kasat Narkoba Polda Metro Jaya.

“Iwan Dewanto adalah adik ipar wartawan Mukhlis Hasyim. Penangkapnya Satuan Narkoba Barat. Barang bukti paket sabu seberat 0,5 gram. Tersangka saat ini ditahan Satuan Narkoba Jakarta Barat,” tulis Saud dalam pesan singkat yang diterima Jaringnews di Jakarta, Kamis (16/2).

Mukhlis, lanjut Saud, sempat datang ke Polres Jakbar untuk mengurus adik iparnya yang tertangkap. Saat mendatangi Polres Jakbar tersebut, Mukhlis mengaku sebagai wartawan Progresif cabang Bandung.

Sementara itu, ketika Jaringnews mengkonfirmasikan hal ini ke Muchlis Hasyim Jahja (MHJ) via telepon, yang bersangkutan mengaku tidak memiliki adik ipar yang dimaksudkan.”

Sampai di sini, kabar yang diberitakan lewat berbagai situs berita masih simpang siur. Fakta yang diungkap masih memunculkan pertanyaan untuk melahirkan fakta-fakta berikut. Kalau Muchlis Hasyim Jahja membantah tidak punya adik ipar bernama Iwan Dewanto, lantas mengapa SIGAP berani menyebut inisial MHJ berdasarkan sumber yang sangat sumir, yaitu staf Hotel Paragon, sementara sang staf pun (katanya) mendapat informasi tak jelas tersebut setelah menguping dari omongan polisi?

Wartawan mediaindonesia.com lalu menulis berita itu seperti ini: “Adik ipar wartawan tertangkap nyabu di sebuah kos-kosan di Taman Sari 1A, Kelurahan Mapar, Jakarta Barat. Dia kedapatan memiliki 0,5 gram sabu-sabu dan alat penghisapnya. Pria karyawan hotel di Jakarta Pusat itu pukul 01.30, Sabtu, 11 Februari 2012.

“Satnarkoba Polres Jakbar telah melakukan penangkapan terhadap tersangka ID, 30 tahun, pekerjaan karyawan suatu hotel di Jakpus merupakan adik ipar dari rekan wartawan,” ujar Kepala Divisi Humas Polri,Irjen Saud Usman Nasution di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (16/2).

Menurut dia, saat ini, ID ditahan di Polres Jakarta Barat. Saud menuturkan, pada waktu itu, kakak ipar ID yang seorang karyawan media online sempat menjenguk ke Polres Jakbar. Namun, hal itu memunculkan kabar, sang kakak iparlah yang tertangkap. “Memang waktu itu rekan wartawan ini datang ke Polres Jakbar untuk mengecek adik iparnya tapi entah bagaimana diisukan malah dia yang tertangkap,” tukasnya.”

Isu bisa menimpa siapa pun. Dari kasus di atas, pihak (sosok) yang terkena isu adalah Muchlis Hasjim. Pertanyaannya bagaimana Muchlis Hasyim mengelola isu tadi? Gampang! Dia cukup membuat pernyataan atau klarifikasi lewat media yang dimiliki atau jaringan yang dia punyai dengan menunjukkan bukti-bukti baru.

Urusan mengelola isu dan pendapat umum menjadi panjang jika belakangan terbukti nama yang terinisial MHJ itu adalah Muchlis Hasyim Jahja. Sebagai seorang teman, saya tentu berharap, semua itu hanya isu, karena “wartawan” sembrono atau tidak akurat dalam memilih dan memilah fakta.

Atau jangan-jangan ada “skenario” yang diembuskan pihak-pihak tertentu yang ingin menjatuhkan Muchlis Hasyim? Siapa tahu? Pasalnya, media massa — termasuk situs berita dan situs jejaring sosial — sangat efektif untuk menyebarluaskan isu dalam rangka membangun opini publik agar masyarakat tersesat.***

Comments (1)
Add Comment
  • Anonim

    benar itu hny isu, boss. sy konfirmasi ke YBS, ternyata tidak.. untung ada kabar dr teman, bhw yg pny portal atau sumberita tadi pny staff Presiden yg benci kpd MHY, terkait dana kebencanaan… makannya MHJ difitnah spt itu.. 🙂