LEBIH dari 45 tahun tidak bertemu, saya dan kawan-kawan SMA lulusan tahun 1975, Kamis 19 Mei 2022 lalu, bereuni.
Pada 1973-1975 kami bersekolah di SMA Masehi 1 Semarang. Sekolahan kami sendiri yang dulu berlokasi di Jl Dr Cipto Semarang sudah tiada sejak tahun 1980-an.
Pada era itu, sekolah sudah pindah ke lokasi yang baru di kawasan Tanah Mas, Semarang Utara.
Lebih 45 tahun berpisah, begitu bertemu, kami tentu sudah tidak begitu ingat teman satu demi satu meskipun kami satu kelas.
Jika pun mengenal, paling teman yang memang punya keunikan tersendiri sewaktu remaja, seperti paling pintar di kelas. Paling nakal atau paling vokal. Paling usil terhadap guru.
Kami memang punya grup WA. Tapi, tidak semua aktif, termasuk saya.
Teman-teman juga tidak memperkenalkan diri dengan mengirim foto zadul dan sekarang alias “before” dan “after” di grup WA.
Beruntung, menjelang reunian tidak ada yang salah duga saat janjian bertemu di sebuah tempat seperti lelucon yang banyak beredar di grup-grup WA.
Intinya, semua bisa bertemu dan sarapan dulu di sebuah warung dengan teman gita cinta dari SMA. Nggak ada yang lapor ke panitia reuni: “Saya sudah ketemu si anu tapi kok wajahnya beda nggak secakep dulu.”
Layaknya para manula, info yang dishare di grup WA biasanya meme yang isinya sapaan selamat pagi, lagu-lagu zaman 1970-an, jangan lupa berdoa dan tips hidup sehat. Tidak ada info-info politik.
Mumpung bertemu lewat reuni, saya sengaja banyak mengabadikan acara reuni dengan memfoto dan memvideokan keasyikan teman-teman saat ngobrol, tertawa-tawa, foto bareng dan sebagainya.
Supaya membawa kesan yang mendalam, foto-foto dan video saya lengkapi dengan narasi dan saya tuangkan dalam ebook/flipbook seperti di bawah ini. SILAKAN KLIK DI SINI.
Saya tentu senang ketika teman-teman merespons dan merasa senang setelah melihat dan membaca ebook tersebut. Bahagia itu ternyata sederhana.[]