Catatan Gantyo

WRITENOW, MARIO TEGUH: JADILAH PRIBADI PEMBERI

4 335
WRITENOW mendapatkan kado dari Mario Teguh bagaimana kita menjadi pribadi pemberi. Benar dugaan saya, penampilan Mario Teguh dalam acara Mario Teguh Golden Ways (MTGW) di Metro TV untuk kali yang pertama, Minggu 3 Agustus 2008 pukul 19.00-20.00 akan mengundang komentar dari para anggota milis MTSuperClub.

Banyak di antaranya yang mengungkapkan rasa penyesalannya karena tidak sempat menyaksikan acara tersebut lantaran berbagai alasan. Para manusia penyesal ini berharap-harap cemas Metro TV dapat menyiarkan ulang penampilan perdana Mario Teguh di acara itu.

Anggota milis yang lain memuji penampilan Mario Teguh pada malam itu, juga materi yang disampaikan, “The Power of Love”. Saya sendiri sempat terkejut, sebab antusiasme penonton, juga pengunjung yang ikut taping/rekaman MTGW begitu luar biasa. Diam-diam beberapa kawan ikut nonton di studio tanpa ‘izin’ atau memberitahu saya, padahal hampir setiap hari saya ada di kawasan Kedoya Kebon Jeruk, tempat di mana Metro TV dan Media Indonesia bermarkas. Kawan-kawan rupanya ingin membuat kejutan.

Saya sendiri menyaksikan tayangan perdana MTGW di ruang redaksi Media Indonesia yang jaraknya cuma 50-60 meter dari Grand Studio Metro TV, tempat di mana acara MTGW digelar. Malam itu, kebetulan saya sedang piket dan malamnya pukul 23.45 harus ‘on air’ selama tiga menit di Metro TV (Metro Malam) untuk menyampaikan ‘Hot Issue Media Indonesia.’ Ya, saya memang cuma tampil tiga menit. Itulah bedanya saya dengan Mario Teguh yang tampil selama satu jam.

Izinkan lewat blog ini, saya menyampaikan reportase acara MTGW perdana di Metro TV, Minggu 3 Agustus 2008. Reportase ini sekaligus saya maksudkan untuk memenuhi rasa ingin tahu siapa pun yang tidak sempat menyaksikan acara tersebut. Semoga reportase singkat ini dapat memotivasi dan menggugah sahabat semua untuk setia menyaksikan MTGW setiap Minggu di Metro TV.

MTGW perdana malam itu dibuka dengan tampilnya penyanyi Eka Deli. Dengan suara merdu, Eka melantunkan lagu berjudul “The Power of Love” yang dipopulerkan Celline Dion. Penonton sudah bisa menebak, kekuatan cinta sebagaimana syair dalam lagu itulah yang akan dijadikan tema sentral Mario Teguh dalam MTGW.

Setelah Eka Deli selesai membawakan lagu manis tersebut, muncul MC kondang Charles Bonar Sirait. Teman saya ini tampil bersahaja dan komunikatif saat mengantarkan acara MTGW. Stelan jas yang dikenakan Charles, warnanya senada dengan stelan jas yang dikenakan Mario.

Selesai membuka MTGW, Charles lalu memanggil Mario, dan bertanyalah Charles kepada Mario, apa sesungguhnya makna kekuatan cinta. Berdiri dan sesekali berjalan di panggung berleter T mirip catwalk yang biasa dipakai para model memeragakan pakaian, Mario lalu menjelaskan cinta dengan beragam makna yang diuntai dalam kalimat-kalimat bijak.

Menurut Mario Teguh, banyak orang menyepelekan cinta, padahal tidak ada orang yang tidak mampu mencintai. Kasih sayang adalah satu-satunya jalan menuju ke hati. Sedangkan hati adalah satu-satunya tempat kebahagiaan.

Banyak orang menuntut agar orang lain membahagiakan dirinya. Banyak pula orang yang mensyaratkan “aku akan membahagiakan dan mencintai serta menyayangi kamu jika kamu juga membahagiakakan diriku.” Padahal, kata Mario, kebahagiaan akan kira rasakan justru karena kita lebih dulu menyayangi. “Oleh sebab itu bagaimana kalau kita mulai sekarang mengambil tugas membahagiakan orang lain,” ajak Mario. “Kita seharusnya tidak bahagia jika orang yang kita cintai tidak bahagia,” tambahnya.

Menjawab pertanyaan Charles Bonar Sirait, Mario menegaskan, tidak ada orang yang berhasil tanpa kecintaan yang dalam pada sesuatu. Namun cinta dan kasih sayang tidak berkorelasi dengan rezeki. Kalaupun ada orang, terutama orang besar yang mendapatkan rezeki, itu disebabkan dia mendapatkan bantuan dari orang lain yang telah dibahagiakan lebih dulu.

Oleh sebab itu, saran Mario Teguh, “Jadilah pribadi yang mengundang mendapatkan bantuan. Untuk ini pastikan bahwa kita memberikan sesuatu dengan kualitas yang terbaik dari kita.”

Sangat mungkin dalam kehidupan sehari-hari, apa yang kita terima dari orang lain tidak berbanding lurus dengan apa yang telah kita berikan. Setidaknya hal seperti inilah yang diungkapkan Ernest Roy, salah seorang penonton di studio Metro TV.

Menanggapi hal itu, Mario membenarkan, “senyum kita sering tidak berbalas, malah ada yang mencurigai. Keberhasilan yang kita capai sangat mungkin membuat orang lain iri. Jika kita menasihati orang lain, ada yang bilang kita sok tahu. Nasihatilah terus jika kita yakin itu baik buat orang lain.”

Mario Teguh dalam kesempatan itu juga menyarankan agar siapa pun belajar untuk menjadi pribadi-pribadi yang super dan baik, meskipun di luar menyakitkan.

Dalam acara yang berlangsung santai namun elegan itu, Mario Teguh mengungkapkan bahwa kehebatan yang kita miliki tidak dimulai dari kehebatan kita. Namun semuanya itu dimulai dari kesungguhan besar yang diawali dari hal-hal kecil tapi kita melakukannya dengan sungguh-sungguh.

Oleh sebab itu, demikian harapan Mario, tugas kita adalah memulai dan mencoba melakukan hal-hal yang kecil, mulailah dengan pilihan-pilihan yang sederhana. Jadilah pribadi yang mengasihi, karena dari sana akan menjadi pribadi yang menerima. Pribadi pemberi akan menjadi pribadi penerima. Tak percaya? Cobalah, keajaiban akan datang pada Anda.

Gantyo Koespradono

4 Comments
  1. Anonim says

    wah . . . bapak gantyo,
    kayaknya mulai hari inii saya harus sering2 buka blog bapak…
    UPDATE… ( acara malem, pagi dah ad di blog) sampai berita pagi pun dah siap di masukin ke blog… M A N T A B )

    SUKSES TERUS PAK GANTYO

  2. Anonim says

    punya videonya ga pak yang episode the power of love ini?

  3. jemiro says

    salam super untuk bapak gantyo yang super 🙂
    saya kagum pada bapak mario teguh, terima kasih atas review-reviewnya, semoga bisa saya jadikan motivasi 🙂

  4. c!_mOenZ PunYa SejuTa CinTa says

    wach,saya terkadang trhipnotis dg pak mario,,,,,,
    saya ingin jd motivator seperti pak mario teeguh…..he3x

Leave A Reply

Your email address will not be published.