Catatan Gantyo

Catatan Dosen agar Mahasiswa Semakin Peduli

0 323
PARA mahasiswa peserta kuliah editing dan produksi media cetak yang baik. Selamat pagi. Semoga Anda tetap bergairah dalam belajar apa pun, termasuk belajar editing dan produksi media cetak.

Sebagai bentuk pertanggungjawaban saya kepada Anda, saya merasa perlu menulis catatan ini yang “wajib hukumnya” untuk Anda baca.

Saya telah mengoreksi ujian tengah semester (UTS) Anda. Setelah berkali-kali berlatih mengedit/menyunting naskah berita, beberapa di antara Anda mengalami kemajuan luar biasa, satu di antaranya mendapat nilai 9.

Lho, kok cuma satu orang yang mendapat nilai 9? Dosen pelit nilai? Terserahlah kalau Anda menyimpulkan seperti itu. Seperti yang sering saya katakan di depan kelas, saya siap untuk tidak populer.

Anda tentu masih ingat, sebelum UTS, saya telah membuat catatan di blog ini berisi bocoran soal ujian. Ya, benar-benar bocoran soal. Silakan Anda baca ulang, bukankah saya memberikan soal ujian persis sama dengan kalimat-kalimat yang saya tuangkan di catatan kuliah tersebut? Bukankah soal nomor 2  sudah sangat familiar dengan Anda? Bukankah materi itu sudah Anda diskusikan di kelompok Anda?

Mudah-mudahan Anda ingat saat kuliah terakhir. Ketika itu saya  minta kepada Anda melalui kelompok Anda agar mendiskusikan materi tersebut di taman kampus, tempat indekos, bahkan jika perlu di Starbucks (he … he… he… he). Saya tidak tahu Anda sudah lakukan atau belum?

Karena banyak di antara Anda yang “jeblok” menjawab pertanyaan nomor 2, saya menduga Anda tidak memedulikan apa yang saya katakan. Padahal berkali-kali saya mengatakan jangan abaikan diskusi kelompok. 

Lewat diskusi kelompok, teman Anda bisa melengkapi kekurangan Anda. Kalau pun teman-teman Anda sama-sama memiliki kekurangan, Anda bisa belajar dengan membaca dan membandingkan produk media cetak seperti Majalah Tempo atau surat kabar Media Indonesia dengan media cetak lain. Inilah asyiknya mendiskusikan materi kuliah editing dan produksi media cetak yang sumbernya bisa diambil dari mana saja. Inilah asyiknya belajar ala mahasiswa. Sayang jika peluang mendapatkan keasyikan itu Anda lewatkan.

Sebaliknya saya menduga, teman Anda yang mendapatkan nilai lumayan, mereka pasti telah mendiskusikan materi kuliah dan tugas-tugas dari dosen dalam berbagai kesempatan sambil minum kopi, ngeteh atau ngebakso”atau jangan-jangan sambil ngegym.

Ayolah kita serius sedikit, tapi tetap santai. Lewat blog ini — juga ucapan lisan di depan kelas — saya telah memberikan bocoran soal bahwa saya akan bertanya kepada Anda, yaitu sebutkan buku tentang bahasa Indonesia/bahasa jurnalistik yang telah Anda baca, siapa penulis dan penerbitnya, serta manfaat apa yang Anda peroleh setelah membaca buku tersebut? Saya memberikan kebebasan kepada Anda untuk memilih buku apa saja, yang penting mengulas tentang bahasa, terutama bahasa jurnalistik. Saya tidak memaksa Anda harus membaca buku digital yang saya tulis Merekayasa Fakta Menjadi Berita.

Perlu saya informasikan, dari 33 peserta UTS, 13 (39 persen) mahasiswa “mengaku” membaca buku yang ditulis wartawan senior Rosihan Anwar (alm) yang berjudul Bahasa Jurnalistik Indonesia dan Komposisi.

Anehnya, tidak semua dari 13 mahasiswa tadi menulis judul buku seperti aslinya, begitu pula penerbitnya. Ada yang menulis judul buku di atas Bahasa Indonesia Jurnalistik saja. Ada pula yang menulis Rosihan Anwar dengan Rosianwar.

Nama penerbit juga ditulis berbeda-beda. Faktanya ada mahasiswa yang menulis penerbit buku tersebut sebagai berikut:

1. Dewan Pers Departemen RI.
2. Proyek Pembinaan dan Pelayanan RI.
3. Perpustakaan Utan Kayu.
4. Pembangunan dan Pengembangan Pers RI.
5. Media Abadi.
6. IISIP Jakarta.

Lho, mana yang benar? Fakta-fakta itu memunculkan pertanyaan, Anda para mahasiswa benar-benar sudah membaca buku di atas, atau cuma bertanya kepada kawan beberapa menit sebelum UTS? Saya tidak membutuhkan jawaban Anda. Cobalah jujur pada diri sendiri.

Saya sengaja membocorkan soal UTS dan minta kepada Anda membaca buku tentang bahasa Indonesia dan jurnalistik adalah untuk membantu Anda agar Anda lulus mata kuliah editing dan produksi media cetak. Oleh sebab itulah saya bertanya manfaat apa yang Anda peroleh setelah membaca buku tersebut? Kalau Anda jujur mengatakan bahwa Anda telah mendapatkan manfaat dari buku tersebut, tentu Anda akan fasih menjawab pertanyaan nomor 2.

Masih dalam rangka membantu Anda supaya lulus UTS mata kuliah tersebut, saya memberikan soal editing tentang kasus Annisa Widiastuti yang punya hobi berkuliner. 

Saya tidak tahu mengapa Anda masih keliru saat mengedit kalimat-kalimat yang ditulis teman Anda, padahal materi itu sudah Anda diskusikan di kelas bersama kelompok Anda. Dosen pun sudah memberikan contoh-contoh kalimat salah dan solusinya.

Belum ada kata terlambat. Kuliah masih beberapa kali lagi. Jangan membolos dan menjadikan kebijakan boleh tiga kali tidak masuk kelas sebagai target yang harus Anda ambil. Datanglah ke kampus dan masuk kelas tepat waktu. Kemacetan lalu lintas tidak bisa lagi Anda jadikan alasan untuk terlambat. Maaf, jangan bertanya kepada saya soal kualitas dan kuantitas absensi Anda. Pasalnya, Andalah yang paling tahu.

Masih ada waktu tak terbatas bagi Anda untuk membaca, membaca, dan membaca. Masih ada waktu luang bagi Anda untuk berlatih, berlatih, dan berlatih. Ditambah diskusi, diskusi dan diskusi, maka Anda akan semakin mendekati sukses untuk mata kuliah editing dan produksi media cetak. Selamat belajar. Sukses untuk Anda. []









Leave A Reply

Your email address will not be published.