Ini Jawaban Soal Ujian Tengah Semester
HALO para mahasiswa Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang baik. Berhubung pekan depan saya ke luar kota, maka saya tidak bisa mendampingi Anda belajar mata kuliah editing dan produksi isi media (EPIM) dan manajemen media massa (MMM). Oleh sebab itulah, kuliah pengganti kita majukan.
Nilai hasil ujian tengah semester (UTS) telah saya bagikan kepada Saudara. Saya percaya, ada di antara Saudara yang senang karena memperoleh nilai bagus, tetapi ada pula yang kecewa lantaran belum mendapatkan nilai memuaskan.
Tidak apa, itu biasa dalam proses belajar. Nilai yang Saudara peroleh adalah cermin bagi Saudara untuk melangkah ke depan agar lebih baik lagi. Belajarlah. Berlatihlah.
Khusus untuk mata kuliah EPIM (kelas hari Senin), sesuai dengan yang saya janjikan, saya memberikan soal ujian yang sangat dekat dengan Saudara, yaitu contoh kalimat-kalimat hasil editing teman-teman Saudara. Saat kuliah, kalimat-kalimat itu pernah kita bahas bersama. Saya juga telah meminta Saudara mencatatnya, bahkan kalau perlu catatan tersebut Saudara laminating atau dipigura.
Sayang, Saudara tidak mengikuti anjuran saya, sehingga Saudara melakukan kesalahan yang “itu lagi, itu lagi” saat menjawab soal UTS tempo hari.
Setelah membaca soal UTS, ada mungkin di antara Saudara yang berkomentar, “soalnya kok sulit, sih?”
Ah, yang benar. Siapa yang membuat soal sulit? Bukankah yang membuat soal UTS sulit, teman-teman Saudara sendiri? Saya mengutip kalimat editing teman Saudara apa adanya, lho.
Baiklah kalau begitu, saya coba bantu menyunting 10 kalimat editing teman Saudara sebagai tertera di dalam soal UTS sebagai berikut:
1. Mixiologist, seni dalam mencampur 2/lebih jenis minuman, mungkin terdengar asing bagi beberapa orang, tidak bagi Ivy (20).
Ini jawaban yang benar (selanjutnya dicetak dengan huruf tebal berwarna kuning):
Mixiologist, seni mencampur dua atau lebih jenis minuman, mungkin asing bagi sebagian orang, tapi tidak bagi Ivy (20).
2. Tapi hal tersebut tidak meruntuhkan semangat wanita satu ini, karena untuk urusan finansial pribadi nya, mulai dari biaya kuliah persemester hingga ongkos jajan hariannya, telah ia peroleh dari hasil keringatnya sendiri.
Semangat perempuan ini luar biasa. Dalam urusan finansial, ia mandiri. Untuk urusan pribadi, mulai biaya kuliah per semester hingga uang jajan sehari-hari, ia penuhi dari hasil keringatnya sendiri.
3. Profesi ini biasanya dikerjakan oleh kaum pria bahkan sangat jarang wanita berada dalam profesi ini.
Mencampur minuman di bar lazimnya dilakukan pria dan tidak banyak perempuan yang menyandang profesi ini.
4. Pekerjaan tersebut dikatakan unik karena biasanya seorang bartender laki-laki terlebih Nivi menjadi bartender di usia yang terbilang muda.
Pekerjaan tersebut boleh dibilang unik. Bartender biasanya laki-laki. Namun, di usia muda, Nivi melakoninya.
5. Hal tersebut telah dimiliki Nivi Dayanti anak ke dua dari 5 bersaudara yang kini berprofesi sebagai bartener di Restaurant Jakarta Selatan.
Nivi Dayanti anak kedua dari lima bersaudara, kini berprofesi sebagai bartender sebuah restoran di kawasan Jakarta Selatan.
6. Walaupun ia seorang wanita bartender wanita ia tidak merasa berbeda dengan yang lainnya.
Walaupun ia seorang bartender, Nivi merasa biasa-biasa saja. Pekerjaan yang dilakukannya tidak berbeda dengan profesi lainnya.
7. Bergabung di club tersebut tidak gratis untuk berlatih ia mengeluarkan biaya 150 ribu rupiah perbulan.
Bergabung di klub tersebut tidak gratis, sebab untuk berlatih, ia harus mengeluarkan uang Rp 150.000 per bulan.
8. Memilih menjdi Mahasiswa Jurnalistik karena menjadi News Anchor adalah cita-citanya.
Ia kuliah jurnalistik karena bercita-cita menjadi news anchor.
9. Terinspirasi dari sang kakak cita-cita utama yang ingin dicapainya yaitu menjadi News Anchor.
Nivi bercita-cita menjadi news anchor karena ingin mengikuti jejak sang kakak.
10. Beranjak remaja dengan hobi yang sama, namun tarian tradisionil beralih menjadi tarian modern dan bergabung dengan komunitas dance United Dance Work.
Beranjak remaja, Nivi tetap gemar menari. Ia yang sebelumnya menekuni tari tradisional beralih ke tarian modern dan bergabung ke komunitas dansa United Dance Work.
Anda mungkin bertanya, lho Pak, kalimat yang Bapak edit, kok tidak sesuai dengan aslinya? Ingat, berkali-kali saya menjelaskan bahwa seorang editor harus kreatif dalam memilih kata dan menyusun kalimat. Dalam kasus di atas (Nivi), Anda pun sudah tahu apa, siapa dan bagaimana Nivi, bukan?
EPIM Selasa
Sekarang saya coba menjelaskan soal UTS mata kuliah EPIM kelas hari Selasa. Saya minta Saudara mengedit naskah berita tersebut di bawah ini:
Pada hari ini tepatnya hari Selasa tanggal 24 Okt 2016 terjadi peristiwa banjir besar sekali akibat hujan deras menguyur kota jakarta selama tiga jam dimulai jam 6. Banjir itu terjadi di kawasan kampung melayu tepatnya di rW 10 menimpa 100 rumah warga kamupung melayu yang tenggelam direndam banjir sedalam 2 metr.
Hujan turun tak henti hentinya sejak jam 6 itu. 500 warga yang rumahnya tenggelam sedalam 2 meter itu kini diungsikan di SD negeri 20 Kampung melayu, jakarta selatan. Tetapi dalam peristiwa banjir itu ada 5 warga meninggal dunia atau tewas terseret arus kali Ciliwung yang sangat deras, mereka adalah anak-anak.
Presiden jokko Widodo atau yang biasa dipanggil Jokowi datang kelokasi banjir pada jam 9.30. Ia didampingi menteri dalam negeri Tjahjo kumolo dan gubernur Jakarta Ahok atau basuki Tjahaja Purnama. Pada kesempatan di lokasi banjir tersebut, Jokowi langsung meminta agar pemprop dki Jakarta menyiapkan tempat pengugsian yang baik. “rumah-rumah yang rusak, pemiliknya harus dibantu supaya bisa kembali membangun rumahnya yang rusak terkena terjangan banjir “ Ujar Jokowi.
Dalam kesempatan itu tim SAR juga sudah dikerahkan untuk mencari korban lain. Sebab 10 warga kampung melayu RT 05 RW 10 masih ada yang hilang dan belum diketemukan keberadaannya.*
Saya minta Saudara mengedit naskah berita di atas menggunakan bahasa Indonesia jurnalistik yang baik dan benar. Lengkapi dengan judul. Saya juga mengingatkan bahwa editor harus kreatif memilih kata dan menyusun kalimat.
Saya percaya jika Saudara membaca secara serius buku bahasa Indonesia dan bahasa jurnalistik sebagaimana saya anjurkan sebelum UTS — juga catatan dosen di blog ini -Saudara pasti akan mudah menjawab soal di atas.
Sayang, masih ada mahasiswa yang terjebak dan tidak teliti dalam menulis lead berita. Berikut adalah alternatif editingnya:
Banjir Jakarta, Lima Tewas
JAKARTA (25 Oktober): Lima tewas terseret arus Sungai Ciliwung dan 10 orang hilang ketika banjir menerjang Kampung Melayu, Jakarta Selatan, Selasa (25/10).
Hujan deras mengguyur Ibu Kota sejak pukul 06.00 hingga pukul 09.00. Air hujan menenggelamkan ratusan rumah di RW 10 Kampung Melayu, hingga dua meter.
Kelima korban tewas adalah anak-anak. Selain menewaskan anak-anak, 500 warga diungsikan ke SD Negeri 20 Kampung Melayu.
Tim SAR dikerahkan untuk mencari 10 warga Kampung Melayu RT 05 RW 10 yang sampai saat ini belum ditemukan.
Presiden Joko Widodo datang ke lokasi banjir pukul 09.30. Ia didampingi Menteri Dalam negeri Tjahjo Kumolo dan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Jokowi meminta Pemprov DKI Jakarta menyiapkan tempat pengungsian yang baik.
“Rumah-rumah yang rusak, pemiliknya harus dibantu supaya bisa kembali membangun rumahnya yang terkena terjangan banjir,“ ujar Jokowi.*