Maaf, ya, Raffi Ahmad

0 334
PERTAMA-TAMA saya mohon maaf kepada Raffi Ahmad yang namanya saya pakai untuk proses pembelajaran menulis dan editing berita di kampus kami, Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (IISIP) Jakarta dan Universitas Esa Unggul. Maaf, ya, Raffi.

Bukan apa-apa, sebab Raffi adalah public figure, sehingga namanya layak untuk dipertimbangkan jadi berita, karena sosoknya memiliki nilai berita apa pun peristiwa yang berkaitan dengan dirinya.

Oleh sebab itu, jika kebetulan Anda sedang googling dan menemukan catatan atau artikel ini, jangan terkejut. Raffi Ahmad tidak pernah kehilangan Lamborghini di halaman kampus sebuah perguruan tinggi di Jakarta Selatan. Semua itu hanya rekaan saya (“fakta” yang sebenarnya fiksi) guna melatih mahasiswa menulis berita dan mempraktikkan ilmu editing. Tidak lebih dari itu. Sekali lagi, saya mohon maaf kepada Raffi.

Beberapa pekan lalu, saya minta kepada mahasiswa IISIP yang saya dampingi belajar editing agar menyunting berita yang ditulis dengan bahasa tak beraturan seperti di bawah ini:
      Mobil lamborgini kepunyaan raffi Ahmad.
      Nomor polisinya mobil tersebut B 10 RFI.
   Harga mobilnya Raffi tersebut Rp. 10 miliard, dia beli 2 bln yg lalu dalam rangka persiapan pernikahannya dgn  Nagita Slavina.
  Tepatnya terjadi pencurian terhadap mobil mewah milik raffi tersebut. Tepatnya pencurian atas mobil tersebut pada hari Selasa tanggal 4 November 2014.
   Kejadiannya persisnya terjadi di parkiran kampus tercinta IISIP Lenteng Agung, Jakarta selatan. Kejadiannya berarti sekitar jam 11.00. Waktu itu raffi sedang punya urusan adiknya yang bernama Dahlan Santika yang berkuliah di IISIP tidak pernah kuliah. Ia cuma kuliah 2 kali. Tahu-tahu begitu akan pulang, mobilnya Lamborgini sudah tidak ada di parkiran.
      Pihak kampus kemudian menelepon atau menghubungi polisi, dan 15 kemudian tiga petugas dari kepolisian datang kekampus dan memeriksa saksi yang antara lain petugas satpam yang bernama bapak Alfian.
    Raffi bilang: “saya menyesal telah datang ke kampus IISIP membawa lamborgini. Keamanan kampus IISIP tidak bisa dipercaya.

Banyak di antara mahasiswa yang menulis dan menyunting bahan berita di atas belum sempurna, hanya karena ceroboh, tidak teliti, dan tidak hati-hati. Andai saja mahasiswa banyak membaca dan berlatih menulis terus menerus, saya percaya, mereka tidak akan melakukan kesalahan yang sama.

Berikut beberapa contoh hasil suntingan berita para mahasiswa:

  • 1. Pasalnya, Lamborgini bernomor polisi B 10 RFI itu baru dibeli dua bulan lalu seharga Rp 10 M.
Catatan:
Kalimat di atas tidak lengkap. Siapa yang baru membeli Lamborghini dua bulan lalu seharga Rp 10 M? Seharusnya kalimat tersebut ditulis seperti ini: Pasalnya, Lamborghini bernomor polisi B 10 RFI itu baru dibeli Raffi Ahmad dua bulan lalu seharga Rp 10 miliar.

  • 2. Saat hendak pulang, mobil mewah tersebut telah raib.
Catatan:
Apa iya, mobil mewah itu bisa pulang (perhatikan kalimat: saat hendak pulang). Siapa yang hendak pulang, Raffi Ahmad atau mobil mewah? Seharusnya kalimat itu diedit seperti ini: Saat Raffi akan pulang, mobil mewahnya telah raib.

  • 3. Pihak kampus segera menghubungi polisi, setelah 15 menit kemudian, tiga orang polisi datang dan memeriksa seorang saksi yaitu Alfian selaku petugas keamanan kampus.
Catatan:
Kalimat di atas tidak mengindahkan bahasa jurnalistik yang  singkat, jelas dan padat. Seharusnya kalimat di atas bisa diedit atau ditulis seperti ini: Pihak kampus lalu menghubungi polisi, dan 15 menit kemudian tiga polisi datang. Mereka memeriksa saksi, Alfian, petugas keamanan kampus.

  • 4. Mobil seharga 10 miliar ini diduga dicuri saat Raffi hendak menemui pihak kampus karena adiknya yang bernama Dahlan santika sering bolos kuliah.
Catatan:
Mahasiswa yang menulis kalimat di atas tidak akurat (10 miliar apa? Rupiah, ringgit atau dolar?). Yang bersangkutan juga tidak mengindahkan bahasa jurnalistik (perhatikan kalimat: adiknya yang bernama Dahlan …), juga tidak teliti (santika à nama orang ditulis dengan huruf kecil).

Mengapa toh Anda tidak tulis kalimat di atas seperti ini: Mobil seharga Rp 10 miliar itu diduga dicuri saat Raffi menemui pihak kampus, karena Dahlan Santika, adiknya,  sering bolos kuliah.

  • 5. Mobil yang akan digunakan untuk keperluan pernikahannya dengan Nagita slavina kandas ditangan pencuri yang belum diketahui identitasnya.
Catatan:
Lagi-lagi mahasiswa tidak teliti, nama orang (slavina) ditulis dengan huruf kecil, begitu pula penggunaan “di” sebagai kata depan (ditangan). Bukankah ini pelajaran bahasa Indonesia sewaktu Anda masih bersekolah di SD? Kata “pernikahannya” di atas juga bisa memunculkan makna ganda. Siapa yang akan menikah dengan Nagita, mobil Lmborghini atau Raffi? Kata “kandas” dalam konteks di atas juga tidak tepat, begitu pula pencuri yang belum diketahui identitasnya. Kalau identitasnya sudah diketahui, masalahnya tentu akan berbeda. Seharusnya kalimat di atas dirangkai seperti ini: Mobil yang akan digunakan Raffi untuk keperluan pernikahannya dengan Nagita Slavina hilang.

  • 6. Tiga petugas kepolisian datang setelah pihak kampus menghubungi yang berwajib dan langsung memeriksa saksi yakni bapak Alfian petugas satpam.
Catatan:
Halo para mahasiswa, tolong peduli, dong! Bahasa jurnalistik itu demokratis, tak mengenal kata “bapak”. Perhatikan dong, adakah surat kabar yang dalam pemberitaannya menulis kata “Presiden Bapak Joko Widodo?” atau “Bapak Presiden Joko Widodo?”

Kalimat di atas juga bisa bermakna ganda: siapa yang memeriksa saksi? Tiga petugas kepolisian atau pihak kampus? Mengapa sih Anda tidak tulis seperti ini: Tiga polisi datang ke lokasi setelah pihak kampus menghubungi pihak berwajib. Ketiga polisi itu  langsung memeriksa saksi,  Alfian, anggota satpam.

  • 7. Mobil seharga 10 milyar bernomor polisi B 10 RFI, yang terparkir di lingkungan Kampus Tercinta IISIP, Jakarta, (Senin (3/11), dinyatakan hilang.
Catatan:
Lagi-lagi mahasiswa tidak akurat. Seharga 10 milyar dolar, rupiah atau real? Kalau Anda menulis “yang terparkir” berarti mobil tersebut tidak sengaja diparkir? Anda menulis “di lingkungan”, berarti bisa jadi mobil tersebut diparkir di sebelah kampus IISIP? Anda menulis “dinyatakan hilang”. Mengapa harus menggunakan kata “dinyatakan”?

Mengapa sih Anda harus berputar-putar saat akan membuat kalimat? Bukankah fakta di atas bisa ditulis seperti ini?: Mobil B 10 RFI Raffi Ahmad seharga Rp 10 milyar hilang saat diparkir di Kampus Tercinta IISIP, Jakarta, (Senin (3/11).

  • 8. Pihak kampus segera menghubungi pihak yang berwajib untuk dilakukan pemeriksaan. polisi menetapkan Alfin, seorang satpam kampus sebagai saksi.
Catatan:
Kalimat di atas tidak efektif, ada pengulangan kata (“pihak”). Kata “untuk dilakukan pemeriksaan” juga tidak jelas. Mahasiswa juga tidak akurat: “Alfian” ditulis “Alfin”. Yang bersangkutan juga tidak akurat (tidak menggunakan huruf besar saat akan memulai kalimat). Please deh, yang teliti, dong. Ini kalimat yang benar: Pihak kampus segera menghubungi kepolisian. Polisi memeriksa Alfian,  satpam kampus.

  • 9. Mobil mewah lamborgini yang dimiliki Raffi Ahmad hilang akibat adanya pencurian, selasa (4/11).
Catatan:
Waduh, gunakan bahasa jurnalistik dong agar kalimatnya efisien dan efektif. Teliti dong kalau menulis kata, masa sih hari Selasa ditulis “selasa”, juga merek mobil Lamborghini, mengapa Anda tulis menggunakan huruf kecil “lamborgini”?  Ini pelajaran SD, lho?! Akan lebih bagus jika kalimat di atas Anda tulis seperti ini: Mobil mewah Lamborghini milik Raffi Ahmad hilang dicuri, Selasa (4/11).

  • 10. Mobil tersebut yang akan digunakan dalam rangka persiapan pernikahannya dengan Nagita Slavina. Mobil yang seharga 10 miliar ini hilang persisnya terjadi di area parkiran kampus IISIP Jakarta.
Catatan:
Kalimat yang disusun mahasiswa di atas tidak efektif dan melanggar bahasa jurnalistik, juga membingungkan: siapa yang akan melakukan persiapan pernikahan, Raffi atau mobil tersebut? Mahasiswa ini juga tidak teliti menulis 10 miliar (rupiah, dolar atau real)? Coba deh baca ulang, apa makna kalimat: “hilang persisnya terjadi.” Saat kuliah, saya berulang-ulang menjelaskan bahwa “parkiran” itu salah, kok Anda tulis lagi sih?

Jika diedit ulang, kalimat di atas bisa diluruskan menjadi seperti ini:  Mobil tersebut akan digunakan Raffi Ahmad dalam rangka pernikahannya dengan Nagita Slavina. Persisnya, mobil seharga Rp 10 miliar itu hilang di area parkir kampus IISIP Jakarta.

  • 11. Ketika ingin hendak pulang mobil milik Raffi Ahmad sudah tidak ada.
Catatan:
Ajaib! Coba Anda baca ulang kalimat di atas. Sekali lagi silakan baca ulang, pelan-pelan. Oh, ya? Mobil Lamborgini ingin hendak pulang? Bisakah mobil pulang sendirian?

Saya tahu, yang Anda maksud adalah seperti ini: Ketika Raffi Ahmad akan pulang, mobilnya sudah tidak ada di area parkir.

  • 12. Setibanya tiga petugas kepolisian datang dan langsung adanya pemeriksaan kepada saksi yang diantaranya satpam, Bapak Alfian.
Catatan:
Kalimat di atas membingungkan, karena si editor tidak tepat dalam memilih kata. Apa bedanya “setibanya” dengan “datang”? Kalau maknanya sama mengapa diulang-ulang? Lagi-lagi syarat demokratis dalam bahasa jurnalistik dilanggar (Bapak Alfian). Mengapa sih Anda kok tidak paham-paham juga?

Kalimat di atas, tentunya akan terasa enak jika disunting lagi menjadi seperti ini: Setibanya di lokasi, tiga petugas kepolisian memeriksa saksi, di antaranya satpam Alfian.

  • 13. “ Saya menyesal membawa lamborgini ke Kampus IISIP, keamanan IISIP tidak bisa dipercaya.” Ujar Raffi Ahmad.
Catatan:
Berkali-kali saya mengatakan bahwa jika menulis kalimat langsung, tanda kutip (“) dilekatkan dengan kata pertama, tidak seperti kalimat di atas (“ Saya …), tapi (“Saya …).  Begitu pula di akhir kutipan langsung, mengapa sih Anda selalu menulis seperti ini: …tidak bisa dipercaya.” Ujar Raffi Ahmad. Tolong perhatikan, ini yang benar: …tidak bisa dipercaya,” ujar Raffi Ahmad. Merek mobil mengapa ditulis dengan huruf kecil (lamborgini)? Please deh, ini pelajaran SD, lho?!

Berikut adalah susunan kalimat yang benar: “Saya menyesal membawa Lamborgini ke  IISIP. Keamanan kampus ini tidak bisa dipercaya,” ujar Raffi Ahmad.

  • 14. Sampai berita ini diterbitkan proses pencarian mobil masih dalam penyelidikan pihak berwajib.
Catatan:
Apa yang diterbitkan, surat kabar atau berita? Apa yang masih dalam penyelidikan polisi, kasus pencurian atau proses pencarian mobil? Bisakah proses pencarian diselidiki? Silakan baca pelan-pelan kalimat yang Anda tulis. Logiskah?

Saya tahu, maksud Anda adalah seperti ini: Sampai berita ini ditulis, polisi masih menyelidiki kasus tersebut.

  • 15. Lamborgini B 10 RFI ini milik artis yang baru saja menikah dengan Nagita Slavina, Raffi Ahmad.
Catatan:
Berhati-hatilah menyusun kalimat, sebab jika tidak hati-hati, bisa mengundang salah tafsir. Kalimat di atas bisa ditafsirkan bahwa Lamborgini-lah yang menikah dengan Nagita Slavina. Ah, yang betul?

Kalimat di atas akan lebih logis dan gampang dicerna jika ditulis seperti ini: Lamborghini B 10 RFI ini milik Raffi Ahmad, artis yang baru saja menikah dengan Nagita Slavina.

  • 16. Petugas ke amanan yang bernama Alfian langsung melaporkan kejadian kepada kepolisian, 15 menit kemudian, 3 polisi datang ke kampus IISIP jAkarta setelah di hubungi pihak kampus, petugas keamanan bernama Alfian di minta keterangan menjadi saksi.
Catatan:
Silakan baca ulang kalimat di atas. Saya kutip sesuai aslinya. Editor ini tidak paham bahasa Indonesia yang telah diajarkan di SD, masa sih “keamanan” ditulis “ke amanan”, “dihubungi” ditulis “di hubungi”, dan “diminta” ditulis “di minta”. Penulis kalimat di atas juga mengabaikan bahasa jurnalistik. Penempatan tanda baca koma juga tidak tepat.

Kalimat di atas akan lebih bagus jika disunting seperti ini: Petugas keamanan kampus, Alfian, langsung melaporkan kejadian tersebut kepada polisi, 15 menit kemudian tiga polisi datang ke lokasi. Polisi minta keterangan Alfian.

  • 17. Mobil Lamborgini milik Raffi Ahmad hilang dicuri saat parkir di Kampus Tercinta  IISIP Jakarta pada Selasa (4/11) sekitar pukul 11.00. Mobil B 10 RFI milik Raffi seharga 10 miliar, mobil tersebut baru dibeli dua bulan yang lalu.
Catatan:
Kalimat di atas, terdapat banyak kata yang diulang-ulang, sehingga tidak efisien. Editor juga tidak akurat menulis 10 miliar (rupiah, dolar, ringgit atau real)? Kalimat di atas bisa disederhanakan sebagai berikut: Mobil Lamborghini B 10 RFI milik Raffi Ahmad yang dibeli Rp 10 miliar dua bulan lalu hilang saat diparkir di Kampus Tercinta IISIP Jakarta, Selasa (4/11).

  • 18. Pencurian mobil lamborgini B 10 RFI yang baru ia beli 2 bulan lalu seharga Rp 10 milyar terjadi saat kedatangan Raffi ke kampus IISIP untuk mengurus adiknya, Dahlan Santika yang tidak pernah kuliah.
Catatan:
Coba perhatikan kalimat di atas, siapa yang membeli Lamborgini dua bulan lalu? Kata “ia” di atas rancu. Ia dalam kalimat di atas bisa saja diartikan bukan Raffi Ahmad.

Coba baca lagi pelan-pelan kalimat di atas. Pencurian terjadi saat kedatangan Raffi Ahmad ke kampus IISIP? Cepat sekali proses pencuriannya? Kalimat di atas bisa ditafsirkan begitu Raffi menginjakkan kaki ke kampus IISIP, mobil miliknya langsung hilang.

Perhatikan pula pokok kalimatnya: Pencurian mobil Lamporgini yang baru ia beli dua bulan lalu. Apa yang dibeli dua bulan lalu, mobil Lamborghini atau pencuriannya? Bisakah pencurian dibeli?

Sebaiknya kalimat di atas diedit lagi menjadi seperti ini: Pencurian Lamborghini B 10 RFI milik Raffi Ahmad di kampus IISIP itu terjadi saat Raffi mengurus Dahlan Santika, adiknya, yang tidak pernah kuliah. Mobil seharga Rp 10 miliar itu dibeli Raffi dua bulan lalu.

  • 19. Raffi yang saat itu sedang menyelesaikan urusan kuliah adiknya menyesalkan membawa Lamborgini ke Kampus IISIP.
Catatan:
Kata “menyesalkan” di atas sangat mengganggu. Masa sih Raffi membuat pernyataan untuk dirinya sendiri? Kalimat di atas, seharusnya cukup ditulis seperti ini: Raffi yang saat itu sedang menyelesaikan urusan kuliah adiknya menyesal telah membawa Lamborgini ke kampus IISIP.

  • 20. Ketika sedang menyelesaikan urusan kuliah adiknya, mobil lamborgini milik Raffi Ahmad hilang di area parkir kampus IISIP Jakarta, Selasa (4/11).
Catatan:
Ah, yang benar dong, bisakah mobil Lamborgini menyelesaikan kuliah adiknya? Coba perhatikan dan baca pelan-pelan kalimat di atas, yang menyelesaikan urusan kuliah sang adik adalah Lamborghini, bukan Raffi Ahmad. Hebat betul, Lamborghini bisa mengurus kuliah si adik; atau jangan-jangan Lamborghini adalah mobil ajaib?

Saya tahu, yang dimaksud sang editor adalah kalimat seperti ini: Ketika sedang menyelesaikan urusan kuliah adiknya, Raffi Ahmad kehilangan mobil Lamborghini di area parkir kampus IISIP Jakarta, Selasa (4/11).

Kalimat di atas juga bisa disusun seperti ini: Mobil Lamborghini Raffi Ahmad hilang di area parkir kampus IISIP Jakarta, Selasa (4/11) ketika ia sedang menyelesaikan urusan kuliah adiknya.
Tidak. Anda jangan putus asa dan menyerah. Coba terus dan teruslah berlatih. Anda tidak perlu harus jadi orang hebat, tapi jadilah mahasiswa yang terlatih. Tanamkanlah semangat dalam diri Anda: “Aku bangga mahir menulis berita.” Jika Anda mahir menulis berita, maka Anda pun pasti bisa menyunting/mengedit berita.

Tidak! Anda tidak bisa instan menjadi orang yang mahir menulis dan menyunting berita. Anda perlu tekun, mencoba, mencoba dan mencoba. Perlu waktu dan proses yang panjang.

Tapi, semangat di atas secara instan bisa sirna dalam waktu sekejap jika Anda menganut prinsip: “Emang gue pikirin.”[]

Leave A Reply

Your email address will not be published.