Catatan Gantyo

TELOR ASIN YANG TERASA MANIS

1 252

USAHA mikro kecil dan menengah (UMKM), diakui atau tidak, sebenarnya merupakan salah satu kekuatan ekonomi Indonesia yang cukup signifikan. Potensi yang dimiliki sektor UKM ini sungguh luar biasa dan telah menjadikan sebagian pelakunya meraih sukses besar.

Haji Achmad Banori adalah salah satu buktinya. Laki-laki yang tinggal di Indramayu, Jawa Barat ini sejak tahun 1990-an berdagang telor asin, sampai sekarang. Jangan remehkan dulu dia. Tahukah Anda, berapa omsetnya sebulan? Nyaris Rp100 juta, sebab setiap harinya dia mampu menjual telor asin dengan pendapatan Rp6,3 juta.

Banori tentu bukan pedagang biasa. Kini dia menjadi seorang juragan. Telor asin membuat hidupnya terasa manis. Masih banyak sosok pemilik atau pelaku UMKM yang juga punya jiwa kewirausahaan seperti Achmad Banori.

Kisah-kisah sukses seperti itulah yang coba diangkat oleh Media Indonesia melalui Tabloid Jurnal KUKM kerja sama dengan Kementerian Negara Koperasi Usaha Kecil dan Menengah bulan November 2007 ini.

Secara umum, pada 2006, sumbangan UKM terhadap produk domestik bruto (PDB) memang lumayan besar, mencapai 53,3%. Artinya, lebih dari setengah gerak perekonomian Indonesia kini ditopang oleh sektor tersebut. Oleh sebab itu tidak ada alasan bagi siapa pun untuk meremehkan peran UMKM.

Namun sayangnya, begitu salah satu artikel di fokus utama, meskipun terbukti mampu memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional, hingga kini perkembangan sektor UKM masih terganjal berbagai kendala. Kendala itu di antaranya minimnya kucuran kredit perbankan kepada sektor UMKM. Prosedur kredit yang berbelit-belit, bunga tinggi serta agunan, dan jangkauan perbankan yang terbatas menjadi kendala dalam perkuatan permodalan UMKM. Padahal pangsa kredit UMKM masih sangat besar, yaitu mencapai 52,5% dari total outstanding kredit nasional mengingat besarnya jumlah UMKM di Indonesia.

Selain mengungkapkan informasi-informasi seperti di atas, di dalam tabloid ini, juga diturunkan beragam tulisan menarik lainnya, seperti sosok koperasi karyawan di Batam yang sukses mengelola dana miliaran rupiah.

Koperasi yang mendapatkan penghargaan khusus dari Menteri Negara Koperasi dan UKM pada Hari Koperasi 12 Juli lalu itu berhasil mengucurkan dana pihak ketiga (perbankan) kepada 2.000-an anggotanya. Adakah kendala yang dihadapi koperasi karyawan ini? Uang yang sudah disalurkan digunakan untuk apa saja?

Jawaban atas pertanyaan itu, semuanya bisa Anda baca di Tabloid Jurnal KUKM November ini. Selamat membaca.

1 Comment
  1. Keberanian untuk memulai ditambah kejelian melihat peluang usaha adalah
    salah satu kelebihan yang dimiliki orang seperti H. Ahmad
    Banori.

    Keberanian ini pula yang mendorong dirinya sempat mengirim surat
    kepada Presiden Megawati di pertengahan tahun 2002 untuk mengadukan
    permasalahan modal yang membatasi usahanya. “Saya beruntung surat saya
    dibaca Presiden. Mungkin banyak ribuan surat yang tidak pernah sempat dibaca
    presiden sampai akhir masa jabatannya,” ungkapnya mengenang.

    Sebulan kemudian ia mendapat surat balasan dari Megawati yang menyebutkan telah memerintahkan Menteri KUKM Ali Marwan Hanan untuk membantunya. Bantuan
    dana penjaminan pun akhirnya mengalir lewat Bank Bukopin sebesar Rp 140
    juta.

    Dana ini digunakannya untuk membeli ribuan bebek petelur yang
    langsung dibagikan kepada para calon peternak di desa lainnya di kecamatan
    Kandang Haur Indramayu. Banori menerapkan sistem plasma di mana ia
    memberikan 200-300 ekor bebek untuk dipelihara kepada para petani
    penggarap di desanya.

    Mereka diberikan kesempatan untuk memiliki bebek tersebut dengan mencicil setiap bulannya. Ia pula yang membeli telur bebek tersebut dari para petani sebelum mengolahnya menjadi telur asin.”Saya prihatin melihat para tetangga yang menjadi petani penggarap hanya mendapatkan uang saat musim panen saja. Itupun tidak seberapa. Belum lagi
    jeratan para rentenir yang akan mnenagih hutang di setiap musim panen
    tiba. Mudah-mudahan mereka terbantu dengan tambahan usaha beternak bebek
    ini,” ungkap Banor yang kini justru terus dikejar pelanggannya untuk
    menambah produksi telur untuk diditribusikan kepada para pelanggannya di beberapa kota besar di Indonesia.

    Ternyata tidak hanya keberanian dan kejelian melihat peluang yang dimiliki
    Haji Ahmad Banori, ada hal penting lainnya yaitu kepedulian terhadap sesama.

    Salam:
    Jajang Sumantri

Leave A Reply

Your email address will not be published.