Mahasiswa Saya Ada yang Tidak PD dan Terlalu PD

0 293

SEJUMLAH kriteria dan syarat menulis berita menggunakan bahasa Indonesia jurnalistik (BIJ) diungkapkan para mahasiswa ketika saya mendampingi mereka belajar penulisan berita dan BIJ di dua perguruan tinggi swasta di Jakarta.
Dalam kuliah-kuliah sebelumnya, mereka mengungkapkan bahwa berita pada prinsipnya adalah informasi atau peristiwa yang dicari wartawan dan ditulis lalu disiarkan melalui media massa (surat kabar, majalah, tabloid, radio dan televisi).


Dalam kuliah berikutnya, saya bertanya kepada mereka, apa syarat berita? Mereka menjawab, dan saya menemukan jawaban seperti ini:
  1. Harus mengandung fakta
  2. Wartawan tidak boleh beropini
  3. Penting
  4. Menarik
  5. Akurat
  6. Terpercaya
  7. Bermanfaat
  8. Memunculkan rasa ingin tahu pembaca
  9. Edukatif
  10. Komunikatif
  11. Efektif dan efisien
  12. Ditulis menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar
  13. Hangat
  14. Realistis
  15. Kreatif
  16. Sederhana (maksud mahasiswa  ditulis secara sederhana)
  17. Lugas
  18. Berkarakter
  19. Spesifik
  20. Lengkap 5 W + 1 H
  21. Rinci
  22. Ditulis secara ringkas dan padat
  23. Ditulis harus secara jelas
  24. Bertanggung jawab (maksud mahasiswa mungkin wartawan tidak boleh menulis berita secara sembarangan tanpa bukti).
  25. Konsisten (maksud mahasiswa adalah penulis berita harus fokus pada apa yang ditulisnya)
Saya membenarkan apa yang disampaikan para mahasiswa, meskipun ada persyaratan lain yang belum sempat diungkapkan mereka, seperti berita harus bernilai, dramatis, berdampak, dan berkecenderungan (memunculkan peristiwa-peristiwa berikutnya yang bisa diduga atau tak terduga).
Setelah para mahasiswa mengungkapkan inisiatifnya sendiri menyangkut apa syarat dan kriteria menulis berita menggunakan bahasa Indonesia jurnalistik, saya kemudian meminta mereka mempraktikkannya. Saya menugaskan para mahasiswa menulis berita yang bersumber dari peristiwa yang terjadi di sekitar kampus, minimal lima paragraf. Waktu yang saya berikan kepada para mahasiswa satu minggu. Waktu tersebut lebih dari cukup hanya untuk menulis sebuah berita terdiri lima paragraf.
Pada kuliah berikut, saya senang melihat para mahasiswa sudah siap untuk menyerahkan hasil tugas yang saya berikan. Beberapa hari sebelumnya, ada salah seorang mahasiswa yang mengirim pesan pendek (SMS) ke saya, menanyakan teknis penyusunan berita.
Dalam kuliah pekan lalu, sebelum naskah berita mereka dikumpulkan, saya minta para mahasiswa membaca dan mengoreksi naskah berita yang ditulis teman-teman mereka sendiri. Dengan serius, mereka membaca berita yang ditulis sang teman. Saya minta mereka memberi tanda apabila menemukan kesalahan atau ada kalimat yang tidak jelas atau membingungkan.
Setengah jam kemudian, saya bertanya kepada para mahasiswa, ”adakah di antara Saudara yang menemukan naskah yang sudah ditulis secara jelas, benar dan tidak membingungkan?”
Tidak satu pun mahasiswa yang angkat tangan. Saya kemudian bertanya lagi, ”adakah di antara Saudara yang pusing dan lelah saat membaca naskah berita yang ditulis teman-teman Saudara?”
Sebagian besar mahasiswa angkat tangan.
Saya kemudian menerangkan kepada para mahasiswa bagaimana sebuah peristiwa harus ditulis menggunakan bahasa Indonesia jurnalistik. Saya juga menjelaskan kepada mereka tentang berbagai jenis ”lead” berita, dan cara menuliskannya.
Setelah itu, saya berkata kepada para mahasiswa: ”Jika ada di antara Saudara yang sudah percaya diri dengan naskah berita yang telah Saudara tulis, silakan kumpulkan sekarang.”
Pertanyaan itu saya ulang. Tak ada respons dari para mahasiswa. Rupanya, para mahasiswa tidak percaya diri dengan apa yang telah mereka buat. ”Baik, kalau begitu, silakan perbaiki naskah berita yang telah Saudara tulis dan kumpulkan minggu depan,” kata saya.
Namun, ketika perkuliahan akan berakhir, ada lima mahasiswa yang – entah karena percaya diri atau tidak tahu (karena tidak mendengar) atau malas membetulkan naskah yang telah ditulisnya – mengumpulkan hasil tugasnya yang telah dicorat coret rekannya.
Seperti apa berita yang mereka tulis? Isinya seperti ini (saya kutip sesuai dengan aslinya):
  1. Pada tanggal 5 Oktober saya datang ke kampus ingin mengikuti kegiatan perkuliahan pada hari itu saya melihat beberapa kendaraan bis yang berparkir di area kampus. Kemudian saya ingin bertanya dalam diri saya jarang sekali terdapat bis di area kampus ini, biasanya bila ada bis di parkiran UEU akan adanya seminar di Aula Kemala. Dan saya bertemu kepada senior, senior saya menceritakan akan adanya demo KPK vs Polri. Semua fakultas hukum mengikuti demo tersebut.
  1. Pada tanggal 5 oktober saya datang ke kampus ingin mengikuti kegiatan perkuliahan pada hari itu saya melihat beberapa bus yang berparkir di area kampus. Kemudian saya bertanya dalam diri saya jarang sekali terdapat bus diarea kampus. Kemungkinan kampus mengadakan suatu acara yang resmi, seperti acara wisuda, seminar, dll. Saya mencoba bertanya pada senior saya tentang keberadaan bus diarea kampus UEU kemudian senior saya menjawab akan mengadakannya drama KPK VS Polri. Setiap universitas berpartisipasi dalam drama tersebut salah satunya kampus UEU fakultas hukum. Diadakannya drama tersebut untuk mendukung KPK dalam rangka membrantas korupsi yang telah banyak merugikan Negara.
Komentar dosen: Lho, naskah kok sama? Siapa meniru siapa? Supaya tidak dianggap ”copy-paste” , di sana sini disisipkan improvisasi fakta.
  1. Rabu, 16 Oktober 2012, pukul 13:00 universitas esa unggul sedang mengadakan rapat orange day untuk mengadakan pentas seni.
Semua mahasiswa berkumpul untuk menghadiri rapat tersebut dari senior dan junior berkumpul di aula yang sama,semua mahasiswa saling mengemukakan pendapatnya.
Banyak mahasiswa yang berbeda pendapat sehingga suasana menjadi ramai dan berisik.
Selain membicarakan orange day ada juga pembagian seksi, seksi keamanan, konsumsi, lighting dan sebagainya.
Tidak sedikit mahasiswa yang menolak untuk menjadi seksi keamanan, karena seksi keamanan dinilai sebagai seksi yang merepotkan.
  1. Rabu 17 Oktober 2012 universitas esa unggul pukul 10:00 mata kuliah pengantar ilmu komunikasi, dosen yang mengajar dikelas tersebut tidak memasuki kelas untuk pelajaran yang pertama ini.
Mahasiswa kecewa karna ketidak hadiran dosen mahasiswa membuat kegiatan lain yaitu bermain bola dilapangan universitas esa unggul sampai mata kuliah kedua berlanjut.
  1. Terjadi miskomunikasi pelayan dengan custemer yang membuat custemer kecewa salah dibawakan pesanan.
Komentar dosen: Ya, naskah berita 5 yang ditulis mahasiswa memang seperti itu. Saya tidak tahu apa yang akan disampaikan? Kemungkinan mahasiswa tersebut melakukan liputan saat berada di kantin kampus.
Anda boleh saja tertawa setelah membaca contoh naskah berita yang ditulis kelima mahasiswa yang “percaya diri” di atas. Saya maklum, sebab mereka adalah mahasiswa semester pertama yang sama sekali belum memahami, bahkan asing dengan yang namanya berita dan bahasa Indonesia jurnalistik.
Halo para mahasiswa, cepat atau lambat, Anda pasti akan tahu. Karena itu, belajarlah senantiasa. Ikuti perkuliahan dengan teratur, datanglah tepat waktu, dengar apa yang dikatakan dosen. Rutinlah membaca bacaan bermutu. Aktiflah saat diskusi kelompok. Sukses untuk kalian.*  
  
Leave A Reply

Your email address will not be published.