Titipan Pertanyaan Jelang Debat Kandidat Cagub DKI
Foto: Media Indonesia |
DEBAT Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur (Cagub-Cawagub) DKI Jakarta episode terakhir akan digelar Jumat (10 Februari). Banyak yang memperkirakan Ahok kembali akan dikeroyok, tidak saja oleh dua pasangan calon lawan, tapi juga KPUD DKI Jakarta lewat pertanyaan-pertanyaan yang lumayan menohok.
Sentimenkah mereka? Tidak. Posisi Ahok dan Djarot selaku petahana memang harus menerima risiko seperti itu. Mereka sudah berbuat untuk Jakarta. Konsekuensinya, pasti ada yang kurang (tidak sempurna). Jadi, wajar kalau kekurangan atas apa yang sudah dikerjakan Ahok dijadikan pintu masuk para lawan Ahok dalam mengajukan pertanyaan.
Lazimnya, hal yang “buruk-buruk” tentang kiprah Ahok-Djarot dijadikan konsideran (pembuka/pengantar) pertanyaan oleh lawan politik Ahok, dan panelis yang kemudian disampaikan ke KPUD.
Dua kali debat, aroma pertanyaan bernada menyudutkan Ahok, baik yang diajukan dua paslon, maupun moderator sangat terasa. Bahkan ketika moderator mempersilakan pasangan calon (paslon) nomor urut 1 dan 3 saling mengajukan pertanyaan, mereka hampir selalu mengawali dengan kritikan yang dialamatkan ke paslon nomor 2.
Bahkan pada debat episode kedua Jumat (27 Januari) lalu, Sylviana Murni, Cawagub nomor urut 1, kelewat semangat mengantarkan pertanyaan untuk paslon nomor 3, ia kehabisan waktu. Saat itu, Sylvi terlalu banyak memberikan pengantar pertanyaan menyangkut rencana tata ruang/tata wilayah.
Tema debat terakhir yang telah disiapkan KPU DKI Jakarta untuk Jumat besok adalah tentang kependudukan dan peningkatan kualitas masyarakat Jakarta. Melalui tema ini, para pasangan calon akan membahas isu-isu kependudukan, perlindungan anak, pemberdayaan perempuan, antinarkoba, dan kebijakan kepada penyandang disabilitas.
Mengulang dua debat sebelumnya (Ahok terus dikeroyok), izinkan saya membantu KPUD DKI Jakarta menyiapkan pertanyaan-pertanyaan berikut ini yang siapa tahu kalau tidak dipakai KPUD, bisa dipakai pasangan Agus-Sylvi dan Anies-Sandi:
1. Pemprov DKI Jakarta sampai sekarang ternyata belum mampu mendata berapa persisnya warga Jakarta, sehingga banyak warga di kota ini yang terlantar dan hidup serta bermukim di bantaran kali. Ironisnya, Pemprov bukannya membangun rumah terapung, namun malah menggusur rumah-rumah mereka dan membangun rumah susun, lalu memaksa warga tinggal di sana. Kebijakan ini tak urung merusak budaya sosial warga bantaran kali yang telah terpelihara berabad-abad. Jika Anda terpilih sebagai Gubernur, apa langkah-langkah yang akan ambil untuk jangka pendek, menengah dan panjang agar warga Jakarta bisa hidup tenang?
2. Pemprov DKI Jakarta di bawah kepemimpinan gubernur petahana memang sudah mampu menaikkan Indeks Pembangunan Manusia warga Jakarta. Namun IPM tinggi bukan sesuatu yang istimewa atau dibanggakan, sebab semua ibukota negara pasti IPM-nya tinggi. Sebagai calon gubernur, apa langkah dan program Saudara agar warga DKI Jakarta bahagia lahir dan batin, sehingga warga juga punya moral yang tinggi.
3. Sebagai ibukota negara, konsekuensinya, siapa pun bisa tinggal di kota ini, termasuk anggota ormas intoleran yang setiap saat berunjuk rasa di Jakarta. Seorang gubernur selayaknya melindungi ormas-ormas seperti itu dan pantang dibubarkan, karena sesungguhnya mereka adalah aset bangsa. Jika kelak Saudara terpilih menjadi gubernur, model pembinaan seperti apa yang akan Saudara lakukan terhadap ormas-ormas intoleran.
4. Di bawah kepemimpinan gubernur sekarang, Pemprov DKI Jakarta ternyata belum mampu memberdayakan kaum perempuan. Pemprov juga tidak tegas terhadap upaya memberantas penyakit masyarakat yang menyertakan perempuan. Buktinya, Pemprov DKI tidak berdaya menghadapi orang-orang berduit yang sampai saat ini leluasa membuka bisnis terlarang yang mempekerjakan perempuan asing di hotel berbintang. Apa program Saudara agar Jakarta tetap bermartabat dan bermoral, sehingga perempuan terberdayakan?
5. Pemprov DKI ternyata belum tuntas dalam membangun transportasi terintegrasi dan terpadu, karena angkot belum sampai ke pelosok kampung. Idealnya tarif Transjakarta bukan Rp 3.500 tapi Rp 5.000 namun terintegrasi sampai ke perkampungan warga. Apa program Saudara soal transportasi rakyat ini jika Saudara terpilih menjadi gubernur?
6. Sungai-sungai di Jakarta belakangan ini tertata dengan baik dan kelihatan bersih, dakui atau tidak, itu berkat gubernur periode sebelumnya. Jika Saudara terpilih menjadi gubernur, apa program Saudara agar silaturahmi dengan gubernur lama terjalin erat, sehingga sungai-sungai di Jakarta tetap bersih.
Itu titipan pertanyaan saya buat KPUD DKI Jakarta untuk disampaikan kepada pasangan calon gubernur, terutama paslon nomor satu dan tiga, dalam debat kandidat Jumat (10 Februari) besok.
Namun, sebelumnya izinkan saya bertanya kepada Bapak Presiden dan Kapolri, kira-kira bersediakah KPUD DKI menerima titipan pertanyaan dari saya?[]