PEREMPUAN DAN IT

1 309
ADA asumsi bahwa laki-laki lebih gampang meraih sukses dengan memanfaatkan perkembangan IT ketimbang perempuan? Pasalnya, karena laki-laki lebih peduli soal teknologi informasi (TI) daripada kaum perempuan. Laki-laki, konon lebih terbuka daripada perempuan. Laki-laki lebih senang mencoba sesuatu yang baru daripada perempuan.

Maka jangan heran jika ada yang kemudian menyimpulkan, banyak pria yang meraih sukses setelah memanfaatkan jaringan IT lewat internet. Wimar Witoelar dengan komunitas blogernya dan Budi Putra, wartawan Koran Tempo yang memutuskan keluar dari pekerjaannya dan menjadikan bloger sebagai profesi — dari sini dia kemudian menjadikan blogernya sebagai tempat untuk mencari uang — adalah bukti bahwa laki-laki lebih peduli daripada perempuan.

Lihat saja, kata teman saya, berapa banyak perempuan yang acuh tak acuh setelah mengetahui di inboxnya ada sejumlah e-mail masuk. Berdasarkan dugaan (mudah-mudahan tidak benar), yang sering membalas e-mail ternyata adalah kaum pria. Kaum pria sadar bahwa membalas e-mail adalah salah satu aktivitas untuk memperluas jaringan. Menurut penelitian, mereka yang menjadi anggota milis, sebagian besar adalah laki-laki.

Persoalannya, benarkah perempuan tidak mau diajak maju dan mencoba sesuatu yang lebih menantang? Tidak juga, sebab ada beberapa orang perempuan di Indonesia yang meraih sukses besar setelah memutuskan terjun di dunia IT. Ane Ahira adalah salah satu di antaranya, padahal sebelumnya dia benar-benar gaptek seperti banyak perempuan di Indonesia. “Apa itu e-mail, saya nggak ngerti,” katanya dalam wawancaranya dengan Kompas.

Begitu informasi ini saya sampaikan ke teman perempuan saya di kantor, dia juga tidak setuju jika dalam soal IT, pengetahuan perempuan dianggap kalah dibanding pria. “Salah kalau dibilang perempuan kalah daripada laki-laki di bidang permilisan. Setahu saya, milis-milis lebih banyak isinya perempuan lho. Coba apa yang nggak ada milisnya tentang dunia perempuan, mulai dari masak, anak, belanja, hobi, sampai milis rumah saja, perempuan ikutan lho,” katanya bernada protes.

“Yang paling rajin baca dan membalas e-mail juga perempuan kok,” katanya lagi. Dia balik bertanya, sosok Ane Ahira jadi bukti kan? Bloger-bloger lain selain Budi Putra, yang perempuan juga banyak. Teman saya ini juga mengungkapkan belum lama ini dia ikut seminar tentang IT di Jakarta dan ikut workshop menulis di internet. “Peminatnya sebagian besar wanita. Hebat, kan,” katanya.

Dia keberatan jika dikatakan perempuan (istri) bekerja lantaran suaminya bergaji rendah. “Banyak perempuan sukses, suaminya juga bukan orang sembarangan,” ujarnya lagi.

Apa pun dalihnya, yang pasti lewat situsnya Asian Brain, Ane Ahira berhasil menyadarkan tidak saja kaum perempuan, tapi juga laki-laki mengenai pentingnya mengetahui IT dan mengambil manfaat langsung darinya. Melalui Asian Brain, Ahira berhasil menjadikan ibu rumah tangga dan wanita karier — juga kaum pria — mendapatkan penghasilan tambahan. Banyak di antaranya mendapatkan pasif income hanya dengan ‘bekerja’ di rumah.

Fakta tidak bisa dimungkiri banyak wanita karier di Indonesia yang terpaksa meninggalkan suami dan anak-anak demi mendapatkan penghasilan tambahan, karena gaji suami tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan sehar-hari. Karena bekerja terpaksa, banyak di antaranya yang tidak konsentrasi bekerja, karena memikirkan suami dan anak-anak di rumah. Tidak sedikit wanita karier, terutama di Jakarta yang pulang larut malam karena lalu lintas macet.

Persoalannya, sampai kapan hal itu berlangsung? Haruskah kita memelihara iklim kerja seperti itu? Kapan kita bisa fokus untuk keluarga? Mari kita bertanya kepada diri sendiri wahai kaum perempuan (juga laki-laki), untuk apa kita bekerja? Benar, Anda bekerja untuk keluarga, bukan? Tapi mengapa keluarga pula yang Anda tinggalkan?

Seperti apa Ane Ahira membantu banyak orang dengan memaksimalkan internet dan dari sini siapa pun bisa mendapatkan penghasilan tambahan? Sungguh teramat bijak jika Anda tengok (klik) situsnya di bawah ini:

href=”http://www.AsianBrain.com/index.php?aff_code=378539″>

Siapa tahu dari situ, Anda mendapatkan sesuatu yang selama ini Anda idam-idamkan tapi tak juga kunjung datang. Jangan takut mencoba. Dunia IT milik siapa pun, bukan monopoli laki-laki. Buktikan!

Gantyo Koespradono

1 Comment
  1. Kuyus is cute says

    ha ha .. wah, perempuan sekarang banyak yang gila IT loh. *sambil melirik diri sendiri* hi hi jadi narsis dot com nich.

    Saya hampir 24 jam betah di depan kompi, dari awalnya dulu belajar chating sampai getol, lalu ikutan forum, milis ini itu, sampai sekarang beternak blog.

    PErnah mau belajar tentang paypal, cuman suami selalu nyaranin hati hati banyak penipuan, cari info yang tepat, sebelum terjun langsung.

    Karena posisi saya sekarang sedang bedrest sambil program dokter, agar cepat hamil, otomatis kegiatan sebelumnya yang berat2 saya tinggalkan dahulu. alhasil mainan saya ya internet dan blog. Suami merasa nyaman dengan ini. Sembari istirahat, saya tetep up to date dan bisa belajar banyak tentang apa yang saya suka.

    Wanita gak kalah jeniusnya tentang dunia IT, cuman wanita tak memiliki banyak waktu seperti lelaki saja buat grab lebih banyak. Kalau pun ada, prosentasenya tak sebanyak lelaki yang notabene memang pekerjaannya terkait dengan komputer dan internet.

Leave A Reply

Your email address will not be published.