WRITENOW| GAGAL PANEN| PETANI| BAKAR PADI| DICARI PRESIDEN PETANI|
WRITENOW Jumat 5 September 2008): “Pembakaran Padi, Petani Tuntut Ganti Rugi Gagal Panen Rp 1,6 Miliar.” Itulah berita yang dimuat di harian Kompas , Jumat 5 September 2008 yang mengisahkan kekesalan para petani di Kabupaten Purworejo. Membaca berita itu, teman saya berkomentar, sudah saatnya
Teman saya mengaku gemas, sebab sampai sekarang petani yang sebagian besar sudah tidak punya tanah garapan itu dijadikan objek dan selalu berposisi jadi pihak yang serba kalah, tidak berdaya.
Tidak berlebihan jika Kompas beberapa hari lalu memberitakan bahwa
Celakanya yang menjadikan posisi kita – juga petani – seperti itu adalah para elite politik dan penentu kebijakan. Beberapa hari setelah Kompas memberitakan tentang perangkap pangan itu, elite kita menuding lembaga peneltian sebagai pihak lain yang juga pantas disalahkan. Masalah akhirnya berputar-putar menjadi lingkaran setan dan pihak yang selama ini mencari kesempatan dalam kesempitan berharap mudah-mudahan persoalan yang diributkan itu berstatus mengambang (status quo) sehingga bisa terus mengail di air keruh.
Kembali kepada berita “pembakaran padi petani tuntut ganti rugi gagal panen Rp 1,6 miliar”. Kasus ini melibatkan areal percontohan penanaman padi varietas baru Super Toy HL-2 seluas 96,22 hektar di Desa Grabag, Kecamatan Grabag, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah yang benar-benar gagal panen. Bulir padi mereka kosong.
Kabar yang saya peroleh menyebutkan varietas baru Super Toy HL-2 diklaim sebagai “temuan” orang dekat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berinsial HL. Oleh sebab itulah ada dua huruf (HL) di belakang kata Super Toy. Penemu varietas baru itu sendiri adalah seorang anak muda asal
Super Toy sendiri sebenarnya ampuh. Namun karena penerapannya di lapangan seperti cara menanam, pemupukan, dan sebagainya tidak diikuti dengan metode dan cara yang benar, hasilnya ya itu tadi, membuat petani marah dan membakar padi kosong mereka.
Persisnya, petani yang kecewa menuntut ganti rugi kegagalan itu kepada investor proyek, PT Sarana Harapan Indopangan sebesar Rp 1.649.472.500. Jika dalam seminggu ganti rugi tidak dipenuhi, mereka mengancam akan mengajukan tuntutan melalui jalur hokum.
Sebelumnya, proyek percontohan penanaman padi Super Toy HL-2 ini ditawarkan oleh lembaga bernama Gerakan Indonesia Bersatu (GIB) kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purworejo. Dalam pembicaraan itu, GIB menerangkan bahwa dalam pelaksanaan di lapangan, proyek ini akan ditangani PT SHI. Setelah mendapatkan izin dari pemkab, penanaman dimulai pada akhir 2007. Awalnya, penanaman dilakukan di areal 103 hektar. Ketika itu petani menyambut dengan sukacita karena benih padi tersebut akan mampu mendongkrak hasil panen hingga 15 ton gabah per hektar atau setara 10 ton beras.
Apa lacur? Teori dan praktek bagaikan langit dan bumi. Karena itu, seperti yang disarankan kawan saya, sudah saatnya para petani kita diberi kebebasan untuk menentukan nasibnya sendiri. Kewajiban pemerintah adalah melindungi mereka, menuntun mereka, dan mengarahkan mereka secara benar. Jangan malah memanfaatkan mereka untuk kepentingan sesaat.
Pemilu 2009 sudah dekat. Sangat mungkin, para elite kita akan bersandiwara seolah-olah merangkul para petani, padahal sesungguhnya menikam mereka. Diiklankan di televisi, seolah sang calon pemimpin sangat dekat dengan petani. Padahal kelak jika sudah terpilih, segera mereka akan melupakan petani, membiarkan produk pangan impor membanjiri Indonesia, karena ‘upeti’ yang diberikan para mafioso pangan lebih menggiurkan daripada peduli kepada petani yang tidak punya apa-apa.
Bilakah
Gantyo Koespradono
jika kita ingin mendapatkan pasif income, segeralah ‘take action’ mencoba sesuatu dengan cara berbisnis, yaitu main di properti, main saham, dan bermain internet. Khusus yang terakhir ini, risikonya paling rendah, karena kita cuma menjual produk orang lain.