WRITENOW: PANCA DEWI SARASWATI, CALEG GOLKAR YANG LUGU
WRITENOW (Senin 22 September 2008): RA Panca Dewi Saraswati. Inilah nama lengkap perempuan calon legislatif (caleg) yang dipercaya Partai Golkar menduduki nomor urut lima untuk daerah pemilihan (dapil) Jawa Tengah wilayah 6.
Panca Dewi Saraswati dicalonkan sebagai wakil rakyat oleh Golkar untuk menjadi anggota DPRD di tingkat Provinsi Jawa Tengah (Jateng). Sebuah kepercayaan yang sungguh luar biasa, sebab Panca Dewi Saraswati tidak punya pengalaman berpolitik, kecuali kerja keras dan bersosialisasi ke masyarakat tanpa melihat latar belakang asal usul. Sebuah sikap yang sama dengan Golkar, partai yang mencalonkannya.
Benar. Modal utama Panca Dewi Saraswati untuk menjadi caleg hanya kemauan tinggi dan kerja keras. Sekarang ini dia bekerja di bagian keuangan sebuah perusahaan katering milik RA Kusdilah. Dia bekerja di sini baru tiga bulan. Namun Panca Dewi Saraswati sudah dipercaya mengendalikan dan mengelola keuangan perusahaan. Bahkan pemilik katering Larissa itu pulalah yang mendorong Panca Dewi Saraswati untuk bersedia dicalonkan sebagai anggota DPRD lewat Partai Golkar mewakili daerah pemilihan Jateng wilayah 6.
Hajah RA Kusdilah adalah aktivis Partai Golkar di Himpunan Wanita Karya. Kebetulan pula, Partai Golkar masih membutuhkan caleg perempuan, karena kuota 30% caleg perempuan sebagaimana disyaratkan dalam UU Pemilu, belum dipenuhi Golkar. Karena itu terpilihnya dan kesediaan Panca Dewi Saraswati sebagai caleg merupakan keberuntungan bagi Golkar, karena secara tidak langsung aset sumber daya manusia (SDM) Partai Golkar di Jawa Tengah, khususnya dapil Jateng 6 bertambah.
Daerah pilihan Jateng 6 meliputi Kota Magelang, Purworejo, Wonosobo dan Temanggung. Di kota-kota dan kabupaten inilah pada Pemilu 2009 Panca Dewi Saraswati harus bersaing dengan caleg dari partai-partai lain.
Dalam berpolitik, Panca Dewi Saraswati memang belum punya banyak pengalaman, bahkan seperti diungkapkan kepada WRITENOW belum lama ini, “Saya sama sekali tidak punya pengalaman.”
Dalam berpolitik, kejujuran sebagaimana diungkapkan Panca Dewi Saraswati sangatlah langka. Lazimnya, seorang caleg (apalagi yang sudah berpengalaman) lebih doyan melebih-lebihkan diri dan pribadinya daripada fakta sesungguhnya.
Tapi tidak demikian dengan perempuan kelahiran Semarang 30 Maret 1962 ini. Dia bicara apa adanya. Dalam meniti karier misalnya. Panca Dewi Saraswati mengatakan, sebelum bekerja di perusahaan katering Larissa, dia pernah bekerja di PT Sari Ayu sebagai akuntan.
Lebih dari 10 tahun, tepatnya sejak 1997-2008, Panca Dewi Saraswati sempat pula berwiraswasta sebagai pemasok besi untuk industri mebel. Namun usahanya itu mati, karena ditipu oleh mitra kerjanya. Modal usahanya amblas. “Uang saya sebanyak Rp 85 juta habis tak bersisa,” katanya.
Dendamkah Panca Dewi Saraswati? Tidak. Putus asakah Panca Dewi Saraswati? Juga tidak. Dendam dan putus asa tidak ada dalam kamus hidupnya. Oleh sebab itulah dia merangkak meniti karier dari nol dan bekerja kembali sebagai karyawan di Larissa.
Jika pun kemudian dalam Pemilu 2009 nanti Tuhan mengizinkan Panca Dewi Saraswati terpilih menjadi anggota DPRD di Jateng, itu soal nanti. “Saya masih punya mimpi membangun usaha lagi,” katanya.
Lalu apa visinya untuk menghadapi Pemilu 2009? Tidak ada pilihan lain, kaum perempuan Indonesia harus diberdayakan. Mereka harus bisa bangkit dan mandiri.
Menikah dengan Andreas Hary Singgih pada tahun 1986, Panca Dewi Saraswati dikaruniai dua orang anak; yang besar kuliah di Universitas Bina Nusantara Jakarta dan yang kecil duduk di kelas dua SMA Terang Bangsa.
Lulus dari SMA 39 Cijantung, Jakarta Selatan, Panca Dewi Saraswati melanjutkan kuliah di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Semarang dan lulus (S-1) tahun 2002.
Selain berstatus caleg, Panca Dewi Saraswati kini aktif di organisasi-organisasi sosial, antara lain di Dewan Pimpinan Daerah Persatuan Wanita Kristen Indonesia Jawa Tengah. Di organisasi ini sejak 1995 hingga sekarang, Panca Dewi Saraswati aktif sebagai pengurus.
Kelak jika terpilih sebagai anggota DPRD, maka semakin sempurnalah pengalaman Panca Dewi Saraswati sebagai perempuan jujur, polos dan giat bersosialisasi. Pantas jika kawan-kawannya berkomentar, lembaga perwakilan rakyat memang sudah saatnya diisi oleh orang-orang yang punya kejujuran dan kepolosan seperti Panca Dewi Saraswati.***
Gantyo Koespradono
—————————————————————————————————————————————————————————-
—————————————————————————————————————————————————————————-