Catatan Gantyo

Bahasa Indonesia Jurnalistik (1): Kolektor Foto 27 Mantan Pacar

0 246
CANDA dan tawa mewarnai suasana perkuliahan ketika saya mendampingi para mahasiswa Universitas Esa Unggul belajar bahasa Indonesia jurnalistik (BIJ). Pasalnya, hari itu, Rabu (8/10), ada seorang mahasiswa, Ishak Maulana, yang punya hobi mengoleksi foto mantan pacar yang jumlahnya tidak nanggung-nanggung, 27 orang.
Suasana di kelas BIJ Universitas Esa Unggul
Saya sengaja minta Maulana maju ke depan kelas, duduk di kursi, lalu saya mewawancarainya untuk mengetahui duduk soal mengapa ia senang menjadi playboy. Mahasiswa yang lain saya minta mendengar dan mencatat apa yang disampaikan Maulana untuk kemudian ditulis menjadi produk jurnalistik menggunakan bahasa Indonesia jurnalistik. Saat Maulana mengungkapkan pengalamannya itulah suasana kelas menjadi riuh rendah penuh dengan gelak tawa.
Bagi sebagian besar mahasiswa (semester I), BIJ dianggap sebagai mata kuliah atau “ilmu” yang aneh, sebab memiliki sejumlah prasyarat atau “pakem” yang agak berbeda dengan bahasa Indonesia biasa yang selama ini mereka pelajari di SMP dan SMA.
Namun, setelah saya memancing pendapat para mahasiswa, mereka akhirnya bersepakat bahwa BIJ memiliki sifat dan karakter, antara lain sebagai berikut:
  1. Singkat
  2. Jelas
  3. Padat
  4. Ekonomis (hemat dalam penggunaan kata).
  5. Komunikatif
  6. Sederhana
  7. Demokratis
  8. Patuh pada aturan baku bahasa Indonesia yang baik dan benar.
  9. Beralamat jelas (tidak multi tafsir).
  10. Faktual (mengandung fakta dan baru) atau sedapat mungkin hindari untuk beropini.
  11. Setiap kata yang tertuang dalam produk jurnalistik harus bisa dipertanggungjawabkan oleh penulis (wartawan); jadi bukan asal berkata-kata.
  12. Kalimat atau paragraf satu dengan yang lain saling mendukung atau menguatkan, sehingga pesan yang akan disampaikan semakin jelas dan mudah dipahami oleh siapa pun.

Kita kembali ke Ishak Maulana yang telah bersedia duduk di kursi panas. Teman-temannya juga saya beri kesempatan bertanya. Maulana menjawab apa adanya, meskipun jawabannya sepotong-sepotong. Mahasiswa kemudian saya tugasi menulis produk jurnalistik (bisa berita dan feature) dari hasil talk show saya dengan Maulana untuk dikumpulkan Rabu (15/10) pekan ini.
Sulitkah menulis berita atau feature menggunakan bahasa Indonesia jurnalistik? Tentu saja tidak asal mahasiswa konsekuen dan konsisten dengan syarat dan kriteria BIJ yang telah mereka ketahui. “Konferensi pers” Ishak Maulana itu jika ditulis dalam bentuk berita, susunannya bisa seperti ini:
Ishak Maulana Koleksi 27 Foto Mantan Pacar
Jakarta, 8 Oktober 2014 (Koran Esa Unggul): Ishak Maulana, mahasiswa semester pertama Universitas Unggul, mengungkapkan punya hobi mengoleksi foto-foto mantan pacar yang sampai sekarang berjumlah 27 orang.
“Foto-foto mereka sampai saat ini masih saya simpan dengan baik,” kata Maulana dalam acara talk show yang dipandu dosen mata kuliah bahasa Indonesia jurnalistik (BIJ), Gantyo Koespradono, di Ruang 715 Kampus Emas Esa Unggul Jakarta, Rabu (8/10).
Maulana mengaku mulai pacaran sejak usia 13 tahun. Usia pria berkulit sawo matang ini sekarang 18 tahun.  “Ada perempuan yang saya pacari cuma tiga hari, setelah itu ganti lagi,” ujar Maulana yang disambut dengan gelak tawa mahasiswa.

Ditanya, dari 27 mantan pacarnya, siapa yang paling berkesan, Maulana lalu menyebut nama Grace. Ia kemudian memerlihatkan foto perempuan yang dimaksud lewat HP.

Menurut Maulana, Grace orang Manado. “Saya putus dengan dia, karena orang tuanya tidak setuju, sebab kami berbeda agama.”***
Kisah asmara Maulana di atas juga bisa ditulis dalam bentuk feature (karangan khas) sebagai berikut:
Mahasiswa Kolektor 27 Foto Mantan Pacar

Usianya baru 18 tahun. Namun Ishak Maulana, mahasiswa komunikasi semester pertama Universitas Unggul ini pernah memacari 27 gadis. Kini ia mengaku punya hobi mengoleksi foto-foto mantan pacar.

Ke-27 foto mantan kekasihnya itu, menurut Ishak Maulana, tersimpan dengan baik di laptop dan HP-nya. Dalam acara talk show yang dipandu dosen bahasa Indonesia jurnalistik (BIJ), Gantyo Koespradono di Ruang 715 Kampus Emas Esa Unggul, Rabu (8/10), Maulana memerlihatkan foto bekas kekasihnya bernama Grace.

Setelah melihat foto yang diperlihatkan Grace, beberapa teman Maulana berkomentar, “lumayan juga nih.” Seperti gadis-gadis lain yang pernah dipacari Maulana, nasib Grace juga putus di tengah jalan. “Orang tuanya tidak setuju, sebab kami beda agama,” ujar lelaki berkulit sawo matang ini.

Maulana mengungkapkan, ia doyan pacaran sejak berusia 13 tahun saat masih duduk di bangku SMP. Tapi, ya itu tadi, pacaran tidak pernah lama. Ada malah yang cuma tiga hari. “Setelah putus, ya cari lagi,” katanya disambut gelak tawa mahasiswa.

Banyak rekan Maulana yang mengaku tidak habis pikir mengapa ia bisa sampai pacaran hingga 27 kali. Ada pula yang bertanya, apa sebenarnya kriteria pacar menurut Maulana. Dengan enteng, Maulana menjawab: “Mereka resmi menjadi pacar saya kalau saya sudah nembak dan diterima.”

Setelah tembakannya diterima, Maulana biasanya menindaklanjutinya dengan bertandang ke rumah sang pacar. Ia bahkan tidak malu saat bertemu dengan orang tua sang kekasih meskipun ujung-ujungnya Maulana memutuskan hubungan dengan sang pacar.

Maulana tidak peduli dengan olok-olok kawan yang menyebut ia seorang playboy. “Ada sih kawan yang bilang begitu, tapi saya sih nggap apa-apa,” katanya.

Lalu untuk apa foto para mantan pacar itu dikoleksi? Jangan kaget. Ia menjawab: “Untuk saya perlihatkan kepada anak dan cucu saya kelak.”***
                                                                         ******
Halo para mahasiswa, apakah kisah Maulana yang Anda tulis, bentuknya seperti di atas? Baguslah jika Anda bisa menulis seperti contoh di atas. Tapi jika berbeda sama sekali, ya tidak apa-apa. Karya jurnalistik itu dinamis. Sumber dan fakta yang sama bisa ditulis secara berbeda-beda.

Banyaklah berlatih dengan menulis apa yang Anda dengar, lihat dan alami. Bagi para mahasiswa yang belum mengumpulkan tugas hari ini (Rabu 15/10), pintu sudah tertutup buat Anda, sebab dosen Anda sudah membuat bocoran di blog ini. Tunggu kesempatan berikutnya, jangan menunda, sebab waktu tidak bisa diputar ulang.[]

Leave A Reply

Your email address will not be published.