Umat Kristiani di Kabupaten Jepara, Selamat Ber-KKR

0 847
Pdt Niko (Foto: Wikipedia)


JIKA tidak ada perubahan, hari ini (Senin 15 Oktober 2018), umat kristiani di Kabupaten Jepara berkumpul di Lapangan Margokerto untuk mendoakan bangsa dan negara lewat Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR).

Informasi yang saya peroleh dari beberapa hamba Tuhan di Jepara, KKR yang dimulai pukul 17.00 itu akan dihadiri 6.000-an orang. Jumlah yang tidak sedikit.

Kabarnya, KKR tersebut akan dipimpin atau menghadirkan Pdt Dr Ir Niko Njotorahardjo. Lelaki kelahiran Bondowoso, Jawa Timur ini adalah seorang hamba Tuhan (pendeta) yang bernaung di Sinode Gereja Bethel Indonesia.

Buat umat kristiani di Indonesia, nama Pdt Niko bukan sesuatu yang asing. Ia adalah Gembala Sidang GBI Jalan Gatot Subroto Jakarta. Niko juga dikenal sebagai pencipta lagu dan telah memublikasi album-album lagu rohani yang sangat fenomenal di Indonesia.

Bukan cuma itu, Pdt Niko juga kerap diundang sebagai pembicara dalam acara televisi A Time for Healing sejak Februari 2009 dan Pemulihan bagi Anda sejak Januari 2010.

Yang saya tahu, KKR yang digelar Pdt Niko dan timnya lazimnya dilangsungkan di kota-kota besar. Saya pernah ikut KKR-nya di Jakarta.

Oleh sebab itu begitu mendengar Pdt Niko akan mengadakan KKR dan mengumpulkan umat Kristiani se Kabupaten Jepara, saya penasaran untuk mengetahui seperti apa suasana KKR di lapangan Margokerto.

Margokerto adalah sebuah dusun di Kabupaten Jepara. Di dusun ini ada Gereja Injili di Tanah Jawa (GITJ) yang mempunyai 2.000 jemaat. 

Namun sayang, pada hari Senin (15/10) ini saya sudah kembali di Jakarta setelah hampir sepekan saya berada di Jepara dalam rangka kulonuwun ke majelis dan para hamba Tuhan gereja-gereja di Margokerto dan sekitarnya sekaitan dengan tugas yang diberikan oleh Partai NasDem kepada saya untuk mencalonkan diri sebagai anggota legislatif DPR-RI di Dapil Jawa Tengah II (antara lain Kabupaten Jepara).

Dengan begitu saya tidak bisa menyaksikan KKR yang pastinya akan gegap gempita. Saya tidak bisa melihat bagaimana anak-anak Tuhan di desa, khususnya di dusun Margokerto bersuka cita memuji dan memuliakan Tuhan.

Suasana ibadah di GITJ Margokerto

Berbeda dengan KKR di kota-kota besar. Berdasarkan informasi yang saya peroleh KKR yang berlangsung hari Senin (15/10) di Jepara ini disokong oleh seluruh gereja yang ada di Kabupaten Jepara tanpa memandang aliran dan denominasi. Semua pendeta dan jemaat gereja-gereja di sana kompak untuk ikut ambil bagian dalam KKR tersebut.

“Meskipun kami berbeda gereja, kami saling menopang dan kami tidak menutup diri. Kami bahkan dilibatkan duduk di kepanitiaan KKR,” kata Pendeta GITJ Puring Herlistyana yang dibenarkan Pendeta Gereja Kristen Jawa Bondo, Puji Kristanto.

Tema yang diusung dalam KKR umat kristiani se Kabupaten Jepara adalah “Doa bagi Bangsa”, sebuah tema yang sangat relevan dengan situasi kekinian.

Sebagaimana kita ketahui, kita kini sudah berada di tahun politik. April tahun 2019, negara kita akan menggelar pemilu serentak yang di dalamnya ada pemilu legislatif dan pemilihan presiden.

Diakui atau tidak, terutama di Jakarta dan kota-kota besar lainnya, suasana politik terasa sedikit memanas. Kita tentu berharap, menyongsong Pemilu 2019, suasana dan situasi politik semakin kondusif, sehingga menghadirkan damai sejahtera.

Dalam situasi seperti itu, lega rasanya jika umat kristiani di Jepara dalam acara KKR itu dengan khusuk berdoa bagi bangsa.

Sebagai umat beriman, kita percaya bahwa Tuhan pasti mendengar setiap doa-doa kita. Tuhan pasti akan selalu memelihara bangsa Indonesia kini dan seterusnya.

Tak cuma berdoa, sebagai warga negara, umat kristiani di negeri ini, tidak terkecuali yang tinggal di Jepara pastinya juga akan berpartisipasi aktif dalam Pemilu 2019 dan bijaksana saat memilih presiden dan juga wakil-wakil mereka, baik di DPR maupun DPRD.

Dengan begitu, ke depan negeri ini semakin damai dan sejahtera. Akhirnya saya ucapkan selamat ber-KKR. Bersukacitalah. Tuhan memberkati.[]

Leave A Reply

Your email address will not be published.