KICK ANDY: HIV/AIDS DAN KEARIFAN PELACUR

2 381

WRITENOW (Minggu 2 November 2008): Tahukah Anda berapa manusia Indonesia yang berpotensi terkena HIV/AIDS? Jangan kaget. Menurut dokter spesialis HIV/AIDS Samsuridjal Djauzi, ada 270.000 orang. Sangat mungkin, Anda termasuk di dalamnya jika Anda pernah berhubungan seks sebelum menikah atau iseng-iseng pernah ?jajan? seks di luar rumah.

Setidaknya itulah ?benang merah? pendapat yang berkembang dalam acara Kick Andy Metro TV yang disiarkan Jumat (31 Oktober 2008) dan disiarkan ulang pada Minggu (2 November 2008). Angka 270.000 sebagaimana diungkapkan Samsuridjal jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia yang lebih dari 220 juta memang kecil. “Nggak ngefef” Boleh jadi itu komentar Anda.

Tapi tunggu dulu. Sebelum memastikan bahwa angka 270.000 itu memang betul-betul ?nggak ngefek?, Anda perlu tahu dulu dari mana datangnya virus HIV/AIDS yang kini (sebenarnya) tanpa Anda sadari sudah ada di dalam kamar atau tempat tidur Anda dan siap memangsa tubuh pasangan Anda.

Samsuridjal mengatakan, virus HIV/AIDS akan singgah ke seseorang jika orang ini dalam sejarah hidupnya pernah berhubungan seks dengan orang lain yang Anda tidak ketahui riwayat hidup seksnya. Virus mematikan itu juga diam-diam ada di dalam tubuh kita jika suatu ketika Anda pernah ?jajan? di luar entah dengan ?orang-orang baik? atau dengan mereka yang jelas-jelas berprofesi sebagai pekerja seks komersial (PSK). Jika kebetulan Anda seorang pria dan pernah cicip-cicip seks di luar pernikahan, tahukah Anda riwayat hidup perempuan yang Anda gauli? Yakinkah Anda bahwa hanya Anda yang menjalin hubungan seks menyimpang dengannya?

Karena itu sangat mungkin, penduduk Indonesia yang terancam terkena virus HIV/AIDS pasti lebih dari 270.000. Ibarat berurusan dengan polisi, 270.000 adalah angka orang yang terus terang melapor atau dilapori punya gejala dan efek terkena virus HIV/AIDS.

Mari kita telaah apa yang diungkapkan dr Samsuridjal dalam acara Kick Andy yang juga menghadirkan nara sumber Elizabeth Pisani (penulis buku ?Kearifan Pelacur-Kisah Gelap di Balik Bisnis Seks?), Lenny Sugiharto (waria), Bhimanto Suwastoyo (wartawan dan seorang gay), Anna Sulika (Ketua Yayasan Bandung Wangi), Marni (bukan nama sebenarnya, seorang pelacur), dan Yanti (bukan nama sebenarnya, seorang ibu rumah tangga pengidap HIV/AIDS).

Sehari-hari Samsuridjal bertugas di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta menangani penderita HIV/AIDS. Menurut dia, di Jakarta ada sekitar 13.000 orang pengidap HIV/AIDS, 3.500 di antaranya dirawat atau pernah minta perawatan di RSCM. Di Jakarta Barat, Samsuridjal menyebut ada 2.500 penderita HIV/AIDS. Khusus yang ditangani di RSCM, sebagian besar remaja, dan 24 persen di antaranya perempuan. Sebagian besar tertular karena jarum suntik. Pasalnya, mereka adalah pengguna narkoba.

Yang menarik, sekaligus merupakan keprihatinan kita bersama, dari perempuan penderita HIV/AIDS, 60 persen tertular dari suami mereka. Mengapa hal ini bisa terjadi? Sangat mungkin para suami selama ini menganggap mereka bersih-bersih saja. Karena itu para suami, waspada dan introspeksilah.

Angka itu berkorelasi dengan apa yang diungkapkan Elizabeth Pisani yang pernah berprofesi sebagai wartawan di kantor berita Reuter itu. Menurut dia, 60 persen pelanggan para waria dan pelacur adalah para suami yang disebut Pisani sebagai ?suami baik-baik.?

Oleh sebab itu menjadi ?sesuatu yang wajar? jika Yanti, 20 tahun, seorang ibu rumah tangga yang dihadirkan dalam Kick Andy terkena getahnya. Perempuan ini menjelaskan tahu bahwa dirinya terkana HIV/AIDS Mei 2008 lalu setelah suaminya berterus terang bahwa dia terkena virus maut tersebut.

Kabar itu tentu mengejutkan Yanti, apalagi saat itu dia sedang mengandung. Yanti mengaku tidak pernah melakukan hubungan seks dengan siapa pun kecuali dengan suaminya yang usianya 25 tahun. Belakangan sang suami mengaku sering ?jajan? seks dengan waria dan pelacur, pernah pula menggunakan narkoba. Sang suami kini sakit-sakitan.

Tidakkah ada rencana Anda untuk bercerai dengan suami, Andy Noya, host Kick Andy bertanya kepada Yanti. Dengan lugu, Yanti yang dalam acara itu mengenakan topeng menjawab tidak. ?Sebab ini sudah jalan Allah,? katanya.

Marni yang sekarang bekerja menjajakan diri sebagai PSK juga mengaku terjangkit HIV/AIDS dari suaminya. Karena sudah terlanjur basah, ditambah lagi dengan kondisi ekonomi keluarga yang morat marit, atas seizin suami, Marni mencari nafkah dengan cara menjual tubuh di Jakarta. Hampir setiap malam, Marni mangkal di tepi jalan dekat rel kereta api.

Pelanggannya lumayan banyak. Namun ketika Marni minta kepada pelanggannya agar memakai kondom saat akan berhubungan badan dengannya, selalu ditolak. ?Saya selalu menyuruh pakai, tapi banyak yang menolak,? katanya berterus terang kepada Andy Noya.

Nah, kalau apa yang dikatakan Marni benar adanya, maka jumlah pengidap HIV/AIDS yang tidak terdeteksi tentu semakin banyak. Apalagi Marni sudah buka praktek sejak 10 tahun yang lalu.

Banyak lelaki yang main serong dalam soal seks yang tidak mau mengenakan kondom disesalkan Elizabeth Pisani, sebab risiko besar bakal menimpa ke para istri, sebab para suami membawa oleh-oleh yang kotor.

Pisani menyayangkan, sebagian besar masyarakat Indonesia munafik dalam soal seks dan pemberantasan HIV/AIDS. Faktanya, banyak suami yang tidak lagi perjaka ketika menikah, ada suami yang rajin jajan seks di luar perkawinan, atau bahkan melakukan hubungan seks di luar nikah yang katanya dengan perempuan baik-baik. Siapa yang bisa menjamin? ?Oleh sebab itu, saatnya kemunafikan sosial ini dibasmi,? katanya.

Kita memang tidak perlu munafik. Lihatlah Lenny Sugiharto yang terang-terangan mengaku seorang waria. Nama asli waria ini adalah Eko Sugiharto. Dia juga penderita HIV/AIDS. Lenny kini memimpin Yayasan Srikandi yang memberikan penyuluhan tentang bahaya AIDS kepada sesama waria.

Sebagai bentuk pertobatannya, sejak enam tahun yang lalu, Lenny mengenakan jilbab. Sejak tahun 1998, dia membuka salon dan mempekerjakan teman-temannya yang juga waria.

Ditanya Andy Noya, Lenny mengatakan bahwa waria sangat rentan tertular dan mengidap HIV/AIDS. Karena itu berhentilah melakukan seks bebas. Hal yang sama juga diungkapkan Bhimanto Suwastoyo yang gay. Kepada kaumnya, dia mengimbau hati-hati jika berhubungan dengan orang yang tidak kenal.

Anna Sulika, Ketua Yayasan Bandung Wangi mengungkapkan masyarakat Indonesia memang masih munafik. Suatu ketika, dia akan memberikan penyuluhan tentang bahaya HIV/AIDS di sebuah pabrik yang banyak pekerja prianya. Namun permohonan ke pimpinan pabrik untuk penyuluhan itu ditolak. Alasannya pemilik pabrik khawatir akan muncul stigma atau kecurigaan bahwa para pekerja di situ menderita HIV/AIDS. Repot.!

Gantyo Koespradono

2 Comments
  1. Kornelia Tutwuri Handayani says

    ToLonG KunJungI BLoG SaIYa PaK..seTeLaH meNgunjungi, ToLong Ksh ComeNT..WaLopun SaiYa taU bAhWa KarYa sAiya Jauh darI Karya Bapak..tapi SeEnggaK-enGgaknya..saiYa pErlu Pendapat AgAr biSa MenGetAhui UkuraN kemAmpUan Saiya..
    http://www.wury-dempoers.blogspot.com Saiya tau BloG bpk Dari Buku Kick Andy Yg AndA susUn
    PlizZZ…TeNkYU PaK

  2. buku gratis says

    jalan2 juga dong ke blog saya tentang cerita kisah pelacur

    lagi marak ebook soal pelacuran n narkoba ..

Leave A Reply

Your email address will not be published.